Hari Ketiga Kerusuhan di Mesir, Total Tewas Mencapai 6 Orang

Setidaknya enam orang, empat pengunjuk rasa dan dua polisi, telah tewas di Mesir, pada saat unjuk rasa yang belum pernah terjadi sebelumnya menentang kekuasaan 30 tahun Presiden Mesir Hosni Mubarak memasuki hari ketiga.

Bentrokan telah dilaporkan terjadi antara demonstran anti-pemerintah dan polisi di ibukota Mesir, Kairo, pada dini hari Kamis ini (27/1), Reuters melaporkan.

Para aktivis mencoba bermain kucing dan tikus dengan polisi di jalanan di saat kerusuhan di Mesir terus mendapatkan momentum.

Unjuk rasa, yang diilhami oleh pemberontakan rakyat di Tunisia, telah melihat tembakan peluru karet polisi dan gas air mata ke arah demonstran, dan demonstran membalas dengan melemparkan batu dan bom bensin ke arah polisi.

Di Kairo pusat pada hari Rabu kemarin, demonstran membakar ban dan melemparkan batu kepada polisi. D Suez, pengunjuk rasa membakar gedung pemerintah.

Menurut saksi mata, polisi Mesir menyeret, memukul dan mendorong para pengunjuk rasa masuk ke dalam van polisi.

Para demonstran telah berjanji untuk mengadakan demonstrasi yang lebih besar pada hari Jumat besok, setelah shalat Jumat selesai.

"Muslim Mesir dan Kristen akan keluar untuk melawan korupsi, penindasan pengangguran, dan tidak adanya kebebasan," tulis seorang aktivis pada halaman Facebook.

Kementerian Dalam Negeri mengatakan Rabu kemarin bahwa 500 orang telah ditangkap, namun menurut sebuah koalisi independen pengacara, setidaknya 1.200 telah ditahan.

Tokoh tokoh oposisi Mohamed ElBaradei, yang tinggal di Wina, diperkirakan akan kembali ke Mesir pada hari Kamis ini.

ElBaradei adalah Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dari bulan Desember 1997 sampai November 2009.

ElBaradei dan IAEA bersama-sama dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2005. (fq/prtv)