Helen Thomas Dan Mahathir Mohammad; Tokoh Anti-Yahudi Paling Buruk Sepanjang 2010

Juga dalam daftar yang dikeluarkan oleh Wiesenthal Center: Oliver Stone dan mantan PM Malaysia Mahathir Mohammad.

Simon Wiesenthal Center mempublikasikan daftar 10 teratas tokoh yang anti-Yahudi atau antisemit pada tahun 2010.Lembaga ini mengatakan mereka adalah bukti dari peningkatan sentimen terhadap Yahudi.

Tokoh yang masuk dalam daftar, yang dirilis pada hari Rabu pekan lalu, adalah mantan koresponden senior Gedung Putih AS, Helen Thomas, sutradara Oliver Stone, mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad dan Deputi Menteri Informasi Otoritas Palestina Al-Mutawakil Taha.

"Daftar 10 teratas yang kami susun mencakup keseluruhan termasuk wartawan, pejabat pemerintah, selebriti, sutradara film terkemuka, dan akademisi," kata Rabi Marvin Hier, pendiri dan dekan pusat Simon Wiesenthal Center yang berbasis di Los Angeles .

"Sayangnya, daftar kami menunjukkan bahwa anti-Semit biasanya dianggap orang pinggiran yang gila, pada kenyataannya, telah dibeli oleh unsur-unsur utama masyarakat Barat," menyimpulkan Hier.

Helen Thomas, yang mengatakan pada Mei lalu bahwa "Yahudi harus enyah ke neraka dan keluar dari Palestina" dan "pulang ke Polandia, Jerman, Amerika dan tempat-tempat lain."-nya berada dalam nomor pertama.

Oliver Stone menempati posisi Nomor 2 karena mengatakan "Hitler melakukan kerusakan yang jauh lebih besar ke Rusia daripada orang-orang Yahudi" selama Perang Dunia II.

Dalam pandangan pembuat film itu, penderitaan Rusia diabaikan karena "dominasi Yahudi dari media."

Mahathir Mohammad menempati tempat ketiga karena mengatakan pada Januari bahwa orang-orang Yahudi "selalu menjadi masalah di negara-negara Eropa."

"Bahkan setelah pembantaian oleh Nazi Jerman, mereka yang selamat terus menjadi sumber masalah yang lebih besar bagi dunia," ujar Mohammad.

Sedangkan birokrat Otoritas Palestina Al-Mutawakil Taha, mengatakan bulan lalu bahwa "orang Yahudi tidak memiliki hubungan sejarah atau agama di Bukit Kuil atau Tembok Barat" di Yerusalem dan bahwa "tidak ada bukti arkeologi bahwa kuil suci dibangun selama periode Raja Sulaiman." (sa/haaretz)