Hilangnya Hati, Akal, dan Kehidupan di Afghanistan

Atas nama memberantas terrorist ‘Taliban dan al-Qaidah’, pesawat tempur AS melakukan missi pengeboman di wilayah barat Afghanistan, yang mengakibatkan lebih 100 penduduk sipil tewas. Pemboman yang dilakukan pesawat tempur AS,yang melakukan penyerangan ke posisi kelompok terrorist ‘Taliban dan al-Qaidah’ di propinsi Farah menyebabkan banyaknya jatuh korban sipil. Ratusan rakyat pergi ke kantor gubernur, mereka berdemonstrasi, dan menuntut keadilan, atas tindakan bar bar yang dilakukan pasukan AS.

Pemboman yang berlangsung hari Senin, lalu itu, di awali ketika pasukan Taliban membunuh tiga orang polisi setempat, dan tak lama kemudian balatentara Afghanistan datang membantu polisi. Celakanya balatentara Afghanistan itu, justru meminta bantuan kepada pasukan udara AS. Tak lama, terdengar suara pesawat tempur yang sangat keras, dan memekkan telinga, dan secara membabibuta melakukan pemboman terhadap rumah-rumah penduduk, yang ada disekitar wilayah itu. Serangan udara AS itu, menurut Palang Merah Internasional, yang ada di wilayah itu, memberikan konfirmasi, korban yang tewas puluhan orang dewasa, dan anak-anak. Tetapi, menurut pejabat Afghanistan yang ada di propinsi Farah, jumlah korban mencapai 150 orang, yang terdiri wanita dan anak-anak.

Jenazah para korban itu, mereka dikebumikan, sesudah mereka melalui upacara secara Islam. Belquis Roshan, yang berada di Propinsi Farah, menyebutkan korban akibat serangan militer AS, sejak tahun 2008 itu, jumlahnya terus meningkat secara tajam. Kondisinya terus memburuk. Korban dari rakyat sipil, sejak invasi AS ke Afghanistan itu, jumlahnya mencapai 2.118 warga sipil. Jumlah ini meningkat 40 persen. Sebelumnya, di tahun 2008, yang lalu, jumlah korban 828 yang tewas.

Menurut Nader Nadery, Ketua Komisi Hak-Hak Asasi Manusia, yang ada di Afghanistan, menyatakan akan mengusut kejahatan yang dilakukan pasukan koalisi di Afghanistan, yang mengakibatkan banyaknya jatuh korban sipil. Sementara itu, para pejabat militer AS dan Nato, menuduh bahwa fihak Taliban menggunakan ‘tameng’ manusia, ketika menghadapi serangan udara AS. Namun, sebenarnya banyaknya korban itu lebih menunjukkan ketidak-akuratan militer AS, yang melakukan missi penyerangan ke wilayah-wilayah yang dicurigai sebagai tempat persembunyian ‘Taliban dan al-Qaidah’.

Sementara itu, menurut Gubernur di Propinsi Farah, Abdulkarim Sharifi, mengatakan akan jatuhnya propinsi Farah, karena Taliban ada di mana-mana. Mereka berkelompok-kelompok dengan menggunakan motor, dan selalui mobil ke seluruh wilayah. “Mereka itu bebas bergerak ke mana saja ke seluruh wilayah”, ujar Sharifi.

Rakyat Afghanistan menilai bahwa pasukan AS, tak lebih sebagai ‘pembantai’ terhadap rakyat yang tidak berdosa. Di mana-mana korban bergelimpangan, akibat serangan udara yang dilakukan pasukan AS dan Nato. Mereka tak berani berperang darat. Karena, medan Afghanistan, yang sangat sulit. Pasukan AS dan Nato di Afghanistan, mereka itu, benar-benar ‘tidak mempunyai hati, dan akal’, ujar penduduk di wilayah itu. Mereka benar-benar menghancurkan kehidupan rakyat.

Jendral Richard Blacente, juru bicara fihak pasukan koalisi, menyatakan, bahwa pasukan koalisi sudah berusaha untuk mengurangi jatuhnya jumlah korban sipil. Tapi, kenyataannya, justru yang menjadi korban adalah orang sipil, yaitu peremppuan dan anak-anak.(m/tme)