ICC: Gaddafi Memang Telah Berencana Bantai Para Demonstran Libya

Jaksa pengadilan Pidana Internasional (ICC) mengatakan pada hari Selasa kemarin (5/4) bahwa pihak berwenang Libya telah memutuskan mereka siap untuk membunuh para demonstran tak bersenjata yang menentang pemerintahan Muammar Gaddafi bahkan sebelum kerusuhan menyebar dari Tunisia dan Mesir.

Jaksa Lois Moreno-Ocampo mengatakan pada hari Selasa kemarin bahwa setelah revolusi Tunisia dan Mesir, rezim Gaddafi telah memutuskan tentang cara-cara bagaimana menekan aksi demonstrasi, menambahkan bahwa ICC telah mendapatkan bukti bahwa penembakan terhadap warga sipil adalah rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

"Perencanaan di awal adalah untuk menggunakan gas air mata dan jika hal itu gagal maka digunakan peluru tajam," dikutip Reuters atas pernyataan jaksa ICC.

"Mereka bersembunyi itu dari pandangan orang luar dan mereka berencana bagaimana mengelola kerumunan banyak aksi demo… bukti yang kami miliki menunjukkan bahwa penembakan warga sipil adalah rencana yang telah ditentukan."

Dewan Keamanan PBB (DK PBB) telah merujuk Libya ke pengadilan internasional pada tanggal 26 dan badan hukum telah menempatkan Gaddafi, anaknya dan kroni-kroninya di bawah dakwaan melakukan tindakan brutal terhadap warga sipil.

Jaksa penuntut mengatakan mundurnya rezim Gaddafi dapat dianggap sebagai hal yang meringankan, tapi keputusan politik yang lain akan diambil oleh DK PBB.

Gaddafi, anak-anaknya dan para pembantunya kunci saat ini sedang diselidiki oleh Moreno-Ocampo atas tindakan keras terhadap demonstran, yang Inggris katakan telah menelan sekitar 1.000 jiwa, dan Moreno-Ocampo mengatakan ia akan meminta surat perintah penangkapan terhadap Gaddafi dan kroni-kroninya dalam beberapa minggu mendatang.

Sementara itu Gaddafi telah meningkatkan upaya diplomatik dengan mengirimkan wakil menteri luar negeri ke Yunani dan beberapa negara Eropa lainnya, mengungkapkan rencana untuk ceding kekuatan untuk salah seorang putranya.(fq/reu)