Pertama Kalinya, ICRC Kunjungi Para Tawanan Taliban

Kelompok Taliban di Afghanistan mengijinkan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengunjungi para tawanan Taliban. Dalam keterangannya, ICRC menyatakan bahwa tim mereka sudah dua kali mengunjungi tiga anggota aparat keamanan Afghanistan yang menjadi tawanan Taliban di provinsi Baghdis, baratlaut Afghanistan. Kunjungan itu dilakukan akhir bulan November kemarin.

"Untuk pertamakalinya sejak awal konflik, ICRC bisa mengunjungi orang-orang yang ditawan kelompok oposisi bersenjata (Taliban)," kata Reto Stocker, ketua tim ICRC di kota Kabul.

"Kami menyambut terobosan ini dan rencananya akan melakukan kunjungan yang sama ke wilayah lainnya untuk memastikan bahwa mereka yang menjadi tawanan dalam konflik bersenjata diperlakukan secara manusiawi," sambung Stocker.

Ia menyatakan, kunjungan ICRC pada para tawanan Taliban merupakan prestasi bagi upaya dialog yang lebih luas dengan kelompok Taliban terkait masalah-masalah kemanusiaan termasuk masalah tawanan. Kesediaan Taliban memberi kesempatan ICRC untuk menengok para tawanan, kata Stocker, menunujkkan bahwa Taliban menaruh kepercayaan pada ICRC, bahwa ICRC adalah lembaga yang kredibel.

Saat ini, ICRC masih mengupayakan untuk mendapat akses menjenguk Bowe Bergdahl, tentara AS yang ditawan Taliban sejak bulan Juni lalu. Ia adalah tentara pertama AS yang ditawan Taliban sejak invasi AS ke Afghanistan bulan Oktober 2001.

"Kami melakukan kontak dengan berbagai kelompok bersenjata, berbagai tokoh dan kelompok masyarakat lainnya untuk mendapatkan akses menjenguk Bergdahl dan memastikan tawanan itu bisa mengontak keluarganya," kata Carla Haddad Mardini, salah satu jubir ICRC.

Sejak invasi AS ke Negeri Para Mullah itu, ICRC sudah mengunjungi 136 tempat yang menjadi lokasi penjara dan mendata lebih dari 16.000 orang yang menjadi tawanan. ICRC sendiri sudah menempatkan timnya di Afghanistan sejak tahun 1979, ketika Uni Soviet menginvasi negeri itu. (ln/aljz)