Sebuah jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa hanya 15 persen dari warga Mesir mendukung jamaah Ikhwanul Muslimin. Namun klaim jajak pendapat tersebut ditolak oleh para pemimpin jamaah Ikhwan pada hari Senin kemarin (6/6) dengan menyatakan bahwa jajak pendapat itu tidak akurat dan sengaja untuk meremehkan popularitas Ikhwan.
"Kami tidak peduli tentang hasil persentase dalam jajak pendapat ini. Namun, kami percaya bahwa popularitas kami lebih besar dari itu," kata Mahmud Hussain, sekretaris umum dari jamaah Ikhwanul Muslimin kepada Al-Masry Al-Youm.
"Sebagian besar jajak pendapat ini biasanya dilakukan di kalangan [terbatas], sehingga mereka cenderung tidak mencerminkan kebenaran," tambah Hussain.
Pada hari Senin kemarin, jajak pendapat perusahaan internasional Abu Dhabi Gallup meluncurkan hasil jajak pendapat terbaru pasca-pemberontakan Mesir.
Hasil didasarkan pada tatap muka dengan wawancara dengan 1.000 orang Mesir yang berusia lebih dari 15 tahun di seluruh negeri. Jajak pendapat itu menunjukkan bahwa Ikhwanul Muslimin mendapat dukungan 15 persen, Partai Nasional Demokratik mendapat dukungan 10 persen, Partai liberal Wafd 9 persen, dan Partai Wasat yang baru diluncurkan mendapat dukungan 5 persen.
Jajak pendapat itu tidak menjelaskan mengapa perusahaan tersebut memilih empat partai sementara mengabaikan sisa 24 partai Mesir lainnya.
Meskipun Ikhwan meraih persentase tertinggi dalam jajak pendapat itu, hasil jajak pendapat bertentangan dengan pandangan luas bahwa kelompok Ikhwan memiliki dukungan kuat dan siap untuk sebuah kemenangan besar dalam pemilihan parlemen mendatang yang dijadwalkan berlangsung September nanti.
Muhammad Syams, seorang tokoh pemuda Ikhwan, juga memandang hasil jajak pendapat sebagai tidak akurat. Insinyur listrik 23 tahun ini menempatkan popularitas Ikhwanul Muslimin tidak kurang dari 30 persen, meskipun ia tidak dapat memperkuat klaimnya tersebut.
"Namun, ini tidak berarti bahwa mereka bisa mendapatkan persentase yang sama dalam kursi pada pemilihan parlemen," kata Shams.
"Dalam pemilihan parlemen, popularitas Ikhwanul Muslimin tidak diuji melawan partai lain. Ikatan eluarga dan suku serta kepribadian kandidat yang menentukan untuk menang dalam pemilu parlemen," kata Shams, menambahkan bahwa Ikhwan dapat mengumpulkan antara 15 hingga 20 persen kursi dalam jajak pendapat yang berlangsung wajar.
Syams mendasarkan prediksi potensi pemilu Ikhwan pada sebuah penelitian yang dilakukan setelah pemilu parlemen 2005.(fq/amay)