Ikhwanul Muslimin Dalam Sorotan Selama Unjuk Rasa Mesir

Dalam liputan media dari unjuk rasa berlangsung yang menggoyang Mesir, kalimat "Ikhwanul Muslimin" telah dipotong lebih dari sekali. Siapa kelompok ini, dan apa peran mereka bermain dalam aksi unjuk rasa tersebut?

Ikhwanul Muslimin, juga dikenal sebagai Ikhwan, adalah partai oposisi Islamis ilegal resmi yang telah tertindas di Mesir sejak masa pemerintahan Gamal Abdel Nasser yang mengambil alih pemerintahan pada tahun 1952. Didirikan pada tahun 1928 di Mesir, Foreign Affairs menggambarkan kelompok ini sebagai "organisasi tertua yang berpengaruh di dunia Islam dan merupakan organisasi Islam terbesar."

Kelompok ini telah menerima dirinya sebagai musuh pada kedua ujung spektrum politik: dari kelompok jihadis karena keyakinan mereka dalam demokrasi dan dari negara-negara Barat akibat sikap kritis mereka terhadap kebijakan luar negeri Amerika.

Menurut situs berbahasa Inggris Ikhwan, kelompok ini didirikan dalam rangka mencapai "kemerdekaan negara Muslim dari dominasi asing, dan pembentukan sistem sosial-politik Islam (persatuan umat)."

Namun dalam aksi unjuk rasa saat ini, Ikhwan memainkan peran yang kecil. Sementara beberapa komentator politik telah mengeluarkan peringatan, Ikhwan tetap bersikeras untuk lebih sedikit menjadi ‘pemain’ dalam curahan perlawanan terhadap rezim Presiden Hosni Mubarak," menurut laporan Washington Post.

Sebuah laporan yang mengutip sarjana Mesir Emad Shahin mengatakan, "Ikhwan sudah tidak lagi menjadi pemain paling efektif dalam arena politik. Jika anda melihat pemberontakan Tunisia, itu merupakan pemberontakan pemuda. Pemberontakan ini adalah pemberontakan yang dilakukan para pemuda yang tahu bagaimana menggunakan media, internet, Facebook, jadi ada pemain lain sekarang."

Walaupun peran Ikhwan dilaporkan sangat minimal dalam unjuk rasa Mesir, anggota Ikhwan telah ditangkap dan ditahan.

Ikhwan juga telah bergabung dalam aksi unjuk rasa, mengungkapkan dukungannya terhadap para demonstran dan memberikan sinyal mendukung untuk bekerja dengan pemenang Nobel Muhammad ElBaradei, sedangkan pemerintah Mesir telah memperingatkan demonstran bahwa ada "agenda tersembunyi" dari manuver Ikhwan.

Namun, ElBaradei telah membantah bahwa pemerintah Mubarak menggunakan oposisi Islam sebagai alasan bagi pemerintahan otoriternya.(fq/huffingtonpost)