Imam Anwar Al-Awlaqi Jadi Target AS Lagi

Gedung Putih kembali menuding Anwar Al-Awlaqi, seorang imam berkewarganegaraan AS-Yaman terlibat upaya "serangan teror" terhadap maskapai penerbangan AS, Northwest Airlines yang terjadi pada hari Natal kemarin. Sebelumnya, Gedung Putih juga mengaitkan Imam Awlaqi dengan pelaku penembakan di basis militer AS di Texas yang menewaskan 13 orang.

Penasehat anti-teror dan keamanan dalam negeri AS, John Brennan mengatakan bahwa imam keturunan Yaman yang lahir di AS itu kemungkinan pernah melakukan kontak dengan Umar Farouk Abdulmutallab, seorang pemuda Nigeria yang diamankan oleh kru dan penumpang Northwest Airlines pada hari Natal kemarin karena diduga ingin meledakkan pesawat tersebut.

"Saya pikir, apa yang kami pahami dengan jelas adalah Awlaqi pernah melakukan kontak dengan Hassan … dan ada indikasi bahwa Awlaqi pernah melakukan kontak langsung dengan Abdulmutallab," kata Brennan.

Ia menambahkan,"Awlaqi adalah sumber masalah. Dia merupakan bagian dari jaringan Al-Qaida di Semenanjung Arab. Dia bukan ulama tapi ia sebenarnya orang yang suka memprovokasi untuk melakukan aksi terorisme."

Para pejabat keamanan di Yaman membenarkan bahwa Awlaqi adalah anggota Al-Qaida tapi bukan anggota pasukan bersenjata Al-Qaida. Sementara salah seorang kerabat Awlaqi mengatakan, "Dia (Awlaqi) bukan tentara Al-Qaida. Dia cuma seorang da’i."

AS mulai mewaspadai Awlaqi pasca serangan 11 September 2001. Laporan Komisi 9/11 menyebutkan bahwa dua pelaku yang menabrakkan pesawat ke gedung Pentagon bahwa 11 September 2001, pernah bertemu dengan Awlaqi dan menghormati Awlaqi sebagai tokoh agama.

Tahun 2006, Awlaqi pulang ke Yaman dan beberapa bulan kemudian aparat keamanan Yaman menangkapnya dengan tuduhan terlibat penculikan anak lelaki dari sebuah keluarga kaya di Yaman. Sumber-sumber keamanan Yaman mengatakan bahwa Awlaqi meminta sejumlah uang tebusan untuk membiayai operasional Al-Qaida.

Dengan campur tangan sejumlah pejabat di Yaman, Awlaqi dibebaskan dari tahanan pada tahun 2008 dengan syarat Awlaqi harus menetap di ibukota Yaman, Sanaa dan lapor diri ke polisi setiap hari. Tapi beberapa bulan kemudian, Awlaqi meninggalkan Sanaa dan pergi ke wilayah timur Shabwa. Awlaqi bersembunyi di rumah kakeknya di wilayah itu.

Polisi Yaman kembali mengejar Awlaqi setelah terjadi peristiwa penembakan di basis militer AS Fort Hood, Texas bulan November kemarin. Dalam sebuah wawancara, Awlaqi mengaku pernah melakukan kontak dengan Mayor Nidal Hassan-pelaku penembakan di Fort Hood-yang ia kenal sembilan tahun yang lalu di Washington.

Kerabat Awlaqi mengatakan bahwa Imam Awlaqi tidak menggunakan dalil-dalil agama untuk membenarkan aksi penembakan di Fort Hood meski pada surat kabar Washington Post, Awlaqi menyatakan "memberkati aksi penembakan itu."

Saat ini tidak ada yang mengetahui dimana keberadaan Awlaqi. Sosoknya tidak terlihat lagi sejak tentara Yaman melakukan serangan udara tanggal 24 Desember lalu ke Wadi Rafadh di provinsi Shabwa. Saat pengeboman terjadi, sedangan dikabarkan sedangan berlangsung pertemuan para pimpinan Al-Qaida. Namun Awlaqi diduga selamat dari serangan itu, karena menurut aparat keamanan Yaman, jenazah Awlaqi tidak ditemukan di lokasi target serangan. (ln/mol)