Imam di balik rencana kontroversial untuk membangun pusat kebudayaan Islam di dekat lokasi serangan 11 September New York pada hari Ahad kemarin (26/7) mengatakan bahwa proyek pembangunan ini dimaksudkan untuk mencegah serangan serupa.
Dalam sebuah wawancara dengan televisi CBS dalam program acara "60 Minutes", Imam Feisal Abdul Rauf mengatakan ia merasa berkewajiban untuk membantu melindungi non-Muslim Amerika dari kekerasan seperti yang terjadi pada 9/11.
Rauf mengatakan bangunan pusat kebudayaan Islam, yang akan mencakup ruang shalat/masjid, yang terletak dua blok dari World Trade Cenre yang hancur adalah "hal yang benar untuk dilakukan."
Amerika membutuhkannya dan dunia Muslim juga membutuhkannya, "katanya.
"Kita harus berupaya mewujudkan perdamaian."
Kritik mengatakan kedekatan pusat kebudayaan Islam dengan lokasi Ground Zero dianggap tidak sensitif, sementara para pendukung pembangunan bangunan tersebut mengatakan para politisi telah salah dengan membebankan persoalan itu dalam debat emosional sebelum pemilu kongres AS pada 2 November mendatang.
Ketika ditanya apakah tidak sensitif dengan membangun pusat Islam begitu dekat dengan Ground Zero, Rauf mengatakan: "Kami ingin mencegah terjadinya 9/11 yang lain … Kami ingin platform … untuk memperkuat suara kaum moderat. "
Rauf juga mengatakan bahwa kampanye pembangunan ini untuk memenangkan hati dan pikiran adalah bagian penting dari setiap upaya militer melawan kaum ekstremis radikal dari keyakinannya, Rauf mengatakan ia siap bersedia dan mampu melayani negara dan melayani tradisi keyakinannya."
"Jika peristiwa seperti 9/11 terjadi di sana lagi, saya ingin menjadi orang yang pertama yang mati," kata Rauf – yang lahir di Kuwait dan merupakan warga negara Amerika naturalisasi. "Ini tugas saya sebagai seorang muslim Amerika untuk berdiri di antara Anda, warga Amerika non-Muslim, jika kelompok radikal mencoba untuk menyerang Anda."(fq/kt)