India Minta Pakistan Dinyatakan Sebagai Negara Teroris

India mendesak dunia internasional untuk mempertimbangkan menyatakan negara Pakistan sebagai negara teroris. India menyatakan desakan itu, bersamaan pembebasan seorang ahli nuklir asal Pakistan yang dituding telah menjual informasi rahasia tentang nuklir ke seluruh dunia.

Abdul Kadir Khan, nama ilmuwan itu, dibebaskan hari Jumat kemarin setelah lima tahun menjadi tahanan rumah. Khan diduga terlibat dalam skandal pengembangan nuklir yang menjadi perhatian dunia internasional. Di Pakistan Khan disebut sebagai "bapak nuklir" Pakistan, ia mengaku telah menjual rahasia pengembangan nuklir ke sejumlah negara antara lain ke Iran, Korea Utara dan Libya pada tahun 2004. Pemerintah Pakistan memberikan pengampunan pada Khan, namun sejak itu Khan dikenakan tahanan rumah.

Partai Kongres di India yang mewacanakan agar Pakistan dinyatakan sebagai negara teroris menyebut pembebasan Khan sebagai ancaman serius bagi keamanan. India dan Pakistan adalah dua negara di Asia Selatan yang selama ini bersaing kuat dalam pengembangan nuklirnya.

"Dengan membela Khan, Pakistan membuktikan bukan hanya sebagai negara pengekspor terorisme tapi jika membuat ragu sejumlah negara termasuk AS, bahwa senjata nuklir mereka (Pakistan) bisa jatuh ke tangan para teroris," kata Manish Tiwari, pimpinan Partai Kongres, partai yang saat ini berkuasa di India.

Hubungan India dan Pakistan kembali tegang setelah insiden serangan ke Mumbai bulan November kemarin. Kepala Angkatan Bersenjata India, Jenderal Deepak Kaapor mengklaim kamp-kamp pelatihan militan di Pakistan meningkat dari sisi jumlah dan aktivitasnya, seiring dengan tekanan India pada Pakistan agar menyerahkan para pelaku yang terlibat dalam insiden Mumbai yang dicurigai ada di Pakistan.

"Saya tidak mau menyebut angkanya secara spesifik sekarang, tapi infrastruktur mereka cukup aktif dan eksis," kata Jenderal Kaapor. (ln/aby)