Inggris Ingin Dekati Hizbullah

Seiring keinginan Uni Eropa melakukan pertemuan dengan Hamas di Damaskus, Suriah. Pemerintah Inggris menytakan ingin melakukan pembicaraan langsung dengan kelompok Hizbullah yang berbasis di Libanon.

"Kami sudah mempertimbangkan hal itu sejalan dengan makin positifnya perkembangan situasi di Libanon. Untuk alasan itu kami sudah mengeksplorasi untuk melakukan kontak dengan Hizbullah," kata Bill Rammell dari kantor kementerian luar negeri Inggris di depan komite luar negeri parlemen.

Rammell menilai terbentuknya pemerintahan bersatu di Libanon bulan Juli tahun 2008, dimana Hizbullah dan aliansinya menjadi kelompok oposisi, memberikan pengaruh positif bagi situasi politik di Libanon yang selama ini selalu dilanda konflik.

"Kami akan melakukan pembicaraan yang lebih dalam dan menetapkan tujuan kami untuk menekan Hizbullah agar memainkan peran yang lebih konstruktif dan mengesampingkan aksi-aksi kekerasan," ujar Rammell.

Sejak tahun 2005, Inggris menolak melakukan hubungan langsung dengan kelompok Hizbullah dan pada bulan Juli tahun 2007 Inggris memasukkan Hizbullah ke dalam daftar organisasi teroris.

Meski menyatakan ingin melakukan dialog langsung dengan Hizbullah, Rammel tidak menyinggung apakah Inggris akan mencoret nama Hizbullah dari daftar organisasi teroris. Rammel mengatakan, delegasi dari kelompok konservatif di parlemen Inggris dan duta besar Inggris untuk Libanon, baru-baru ini sudah melakukan pertemuan dengan komite dari parlemen Libanon dimana terdapat anggota parlemen dari Hizbullah di komite tersebut.

Ditanya apakah Inggris juga akan melakukan dialog langsung dengan Hamas, Rammel mengatakan bahwa sikap Inggris terhadap Hamas akan berubah jika Hamas secara internasional mau berkomitmen, salah satunya mengakui hak Israel untuk eksis.

Belum ada tanggapan dari Hizbullah atas keinginan Inggris berdialog langsung dengan kelompok pejuang di Libanon itu. (ln/aby)