Inggris mengatakan akan melanjutkan aksi militernya di Libya kecuali benar-benar ada gencatan senjata yang dilakukan oleh pemimpin Libya Muammar Gaddafi.
"Kami akan terus mengambil tindakan militer yang diperlukan," kata juru bicara Perdana Menteri David Cameron.
"Setiap kesepakatan gencatan senjata perlu adanya gencatan senjata yang sebenarnya. Hal itu hanya dapat dinilai oleh tindakan yang Gaddafi lakukan daripada kata-katanya atau kata-kata orang lain dalam persoalan ini," tambah juru bicara tersebut.
Baru-baru ini, Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma mengumumkan bahwa Gaddafi telah menerima ‘peta jalan’ perdamaian yang disarankan oleh Uni Afrika untuk mewujudkan perdamaian ketika pasukan revolusioner dan mereka yang setia kepada Gaddafi telah kelelahan dalam berperang.
Menteri Luar Negeri Inggris William Haague mengatakan pasukan darat tidak akan dikirim ke Libya bahkan jika Gaddafi terus berperang dengan pasukan revolusioner meskipun adanya jalan buntu militer.
"Tidak akan ada invasi darat dari Libya, yang dilarang oleh resolusi PBB dan yang tidak diinginkan oleh oposisi," kata Haague.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa Inggris tidak lagi memasok pasukan revolusioner Libya dengan senjata bahkan jika mereka tetap bertempur dengan pasukan yang setia kepada Gaddafi di Libya barat.
"Saya pikir inilah waktunya untuk melawan rezim Gaddafi. Tidak ada masa depan bagi Libya sekarang dengan masih bercokolnya rezim Gaddafi," kata Haague, menekankan bahwa Gaddafi akan segera diusir dari Libya.(fq/prtv)