Iran : Anggota Keluarga Tewas, Malah Dipaksa Membayar

Pihak keluarga yang anggota keluarganya terbunuh dalam aksi demonstrasi menentang hasil Pemilu Iran diminta untuk membayar sejumlah uang yang setara dengan 3000 dolar AS untuk sebuah peluru yang merenggut nyawa mereka, menurut laporan dari Wall Street Journal.

Kaveh Alipour 19 tahun merupakan salah seorang demonstran yang tertembak (ditembak?) kepalanya sewaktu terjadi aksi unjuk rasa di kota Teheran pada hari Sabtu yang lalu yang berakhir dengan bentrokan antara pasukan keamanan dan para demonstran.

Pihak berwenang Iran mengatakan kepada keluarganya bahwa mereka tidak akan mengembalikan jasad Kaveh untuk dikuburkan sampai mereka menerima kompensasi untuk peluru yang digunakan pasukan keamanan untuk menembak Kaveh.

Pejabat Pakistan akhirnya menyerah setelah pihak keluarga menyatakan bahwa mereka tidak memiliki banyak uang untuk membayar pihak berwenang Iran, namun pejabat tersebut mengatakan bahwa Kaveh tidak dapat dikubur di dalam batas kota.

Otoritas Iran sementara ini telah menemukan cara lain untuk memerangi gerakan oposisi yang menentang hasil pemilu, selain mengancam demonstran mereka juga menembak para demonstran.

Semua masjid di Teheran telah dilarang untuk melakukan peringatan kematian atas korban kerusuhan, di mulai sejak Senin kemarin. Menurut perhitungan resmi di Teheran, 17 orang telah tewas dalam sepekan demontrasi berlangsung.

Namun, salah seorang kandidat presiden yang kalah Mehdi Karoubi menyerukan pada rakyat Iran untuk tetap mengadakan peringatan atas tewasnya para demonstran pada hari Kamis nanti, seperti yang dilaporkan asisten Karoubi kepada kantor berita Reuters.

"Karoubi menyerukan kepada rakyat Iran diseluruh negeri untuk mengadakan peringatan atas korban yang tewas dalam demo menentang hasil Pemilu pada hari Kamis nanti," kata Issa Saharkhiz.

Para demonstran telah berkumpul setiap hari di kota Teheran sejak pihak berwenang Iran mengatakan bahwa presiden yang berkuasa saat ini – Mahmud Ahmadinejad telah memenangkan Pemilu dengan mengalahkan pesaingnya Mir Hossein Mousavi dengan mudah pada pemilu yang berlangsung 12 Juni yang lalu.

Video amatir yang dirilis pada hari Sabtu lalu memperlihatkan seorang perempuan muda Neda Agha Soltan yang tertembak dadanya kemudian secara tragis meninggal di jalan telah menjadi ikon gambar pada demonstran seluruh dunia yang menentang kekerasan di Iran.(fq/haaretz)