Iraq: Mereka Tetap Belajar Dengan Gigih

Para mahasiswi fakultas ekonomi baru saja menyelesaikan ujian mereka di sebuah fakultas, yang dikhususkan untuk para wanita di Universitas Bagdad. Tetapi mereka tetap belajar, di taman-taman dan kampus mereka. Sekalipun situasi di Iraq masih penuh dengan kekerasan. Minat belajar mereka tetap tinggi.

Di Universitas Bagdad terdapat 4.000 mahasiswi yang mengambil berbagai mata kuliah. Dan bulan ini merupakan ujian terakhir buat mereka. Suasana kampus tetap ramai, dan mereka melakukan aktivitas belajar dengan penuh semangat. Tidak ada tanda-tanda, bahwa negeri itu sedang dijajah dan diduduki musuh Amerika.

Mereka sibuk di taman-taman, di kelas, dan di laboratorium melakkan praktikum tentang berbagai ilmu yang mereka pelajari. Semunya menjadikan lebih menunjukkan adanya optimisme. Tidak ada yang mengkawatirkan tenttang kehidupan. Justru mereka menghadapi situasi perang dengan penuh keberanian.

Tentu suasananya agak berbeda. Sebelum tentara Amerika masuk menyerbu Iraq, suasana kampus lebih semarak lagi. Tetapi, sekarang banyak diantara mereka, para mahasiswi banyak yang meninggalkan Bagdad dan mencari kehidupan di negara lain,yang mereka pandang lebih aman. Ribuan mahasiswi dan profesor yang meninggalkan Iraq. Mereka menyelamatkan diri mereka dari amukan perang.

Rafah Firas, mahsiswa geography, yang berumur 19 tahun, mengatakan situasi belum kembali normal. "Di jalan belum aman", ujar Rafah. Sering terjadi ledakan bom di jalan-jalan secara tiba-tiba, di mana saja. Situasi sangatlah komplikasi, dan dapat menimbulkan korban, dan yang menjadi korban bisa siapa saja. Untuk bepergian tidak mudah.

"Kami belajar tanpa penerangan listrik di malam hari", tambah Rafah. Di Iraq, listrik di jatah, hanya beberapa jam dalam satu hari, kecuali mempunyai generator pribadi, yang bisa digunakan untuk menerangi rumah dan gedung. Inilah buah dari agresi militer Amerika terhadap kehidupan rakyat Iraq. Termasuk di Universitas. (m/nyk)