Israel Angkat Kaki dari Mauritania

Sejak hari Jumat kemarin, hubungan diplomatik antara Israel dan Mauritania resmi putus ditandai dengan penutupan kantor kedubes Israel di Nouakchott, ibukota Mauritania.

Hubungan kedua negara itu merenggang menyusul agresi brutal Israel ke Jalur Gaza bulan Januari kemarin. Mauritania memutuskan untuk membekukan hubungan diplomatik dengan Israel dan memerintahkan seluruh staff kedubes Israel untuk meninggalkan Mauritania dalam waktu 48 jam.

Mauritania adalah negara Arab ketiga yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel, setelah Mesir dan Yordania. Negara itu sudah lebih dulu menarik dubesnya di Israel sebagai protes atas agresi brutal Israel ke Gaza.

"Ini merupakan konsekuensi logis setelah penguasa Mauritania Jenderal Mohammad Ould Aziz memutuskan untuk membekukan hubungan diplomatik dengan Israel saat mengikuti pertemuan tingkat tinggi di Doha," kata seorang pejabat pemerintah Mauritania.

Belum jelas apakah Mauritania akan membekukan hubungannya secara permanen dengan Israel atau cuma sementara. Seorang pejabat di kementerian luar negeri Israel mengaku pihaknya tidak menerima pemberitahuan secara resmi dari pemerintah Mauritania tentang pengusiran dubesnya.

"Kami tidak tahu apa yang sedang terjadi sebenarnya. Kami masih melakukan penelitian. Mereka tidak memberitahu kami bahwa mereka akan mengusir duta besar kami," kata pejabat tadi.

Ia menduga pengusiran itu bukan karena agresi Israel ke Gaza, tapi karena rencana kunjungan pemimpin Libya Muammar Gaadafi yang juga ketua Uni Afrika. "Mungkin mereka (Mauritania) cuma ingin menunjukkan bahwa mereka bersikap keras pada Israel," tuding pejabat Israel itu. (ln/aby)