Israel Setuju Untuk Merundingkan Batas Wilayah Sebelum 1967 ?

Dalam sebuah perubahan kebijakan yang dramatis, perdana menteri Israel telah setuju untuk menegosiasikan batas-batas sebuah negara Palestina berdasarkan garis gencatan senjata yang menandai dari Tepi Barat, sebuah stasiun TV melaporkan Senin kemarin (1/8).

Sampai sekarang, Benjamin Netanyahu menolak untuk menguraikan rencananya untuk negosiasi perbatasan. Seorang pejabat senior Israel tidak akan mengkonfirmasi langsung bahwa perdana menteri sekarang bersedia untuk mengadopsi garis gencatan senjata sebagai titik awal, tetapi mengatakan Israel bersedia untuk mencoba formula baru untuk memulai kembali perundingan perdamaian berdasarkan proposal yang dibuat oleh Presiden Barack Obama.

Dalam pidato tentang Timur Tengah Mei lalu, Obama mengusulkan perundingan berdasarkan garis pra-1967 dengan pertukaran wilayah yang disepakati antara Israel dan negara Palestina. Netanyahu bereaksi dengan marah, bersikeras bahwa Israel tidak akan menarik diri dari seluruh Tepi Barat, meskipun bukan itu yang diusulkan Obama.

Sekarang Netanyahu pada dasarnya menerima kerangka kerja yang menurut TV Channel 2, Netanyahu menawarkan untuk menjadikan wilayah Israel pada sisi dari garis tanah Tepi Barat di mana pemukiman utama Yahudi berada.

Pejabat, yang telah diberitahu tentang pembicaraan tersebut, berbicara dengan syarat anonim karena kontak masih berlangsung. Ia mengatakan ia tidak akan menyangkal laporan TV itu, namun menolak untuk mengkonfirmasi secara spesifik. Dia menekankan bahwa Israel tidak akan menarik diri dari seluruh Tepi Barat.

"Kami bersedia dalam kerangka pembicaraan damai kembali untuk menerima proposal yang akan mengandung unsur-unsur yang akan sulit bagi Israel dan kami akan menemukan dukungan yang sangat sulit," katanya, menjawab pertanyaan tentang proposal Obama.

Salah satu alasannya, katanya, adalah bahwa Israel berusaha untuk membujuk Palestina untuk menjatuhkan inisiatif mereka untuk mendapatkan pengakuan negara dari PBB bulan depan, langkah frustrasi Palestina akibat upaya damai yang macet.

Para pejabat Palestina mengatakan mereka belum menerima proposal dari Israel terkait masalah ini.(fq/ap)