Israel Tegaskan Tidak Segan-Segan Bunuh Para Pemimpin Hamas

Jajaran petinggi pemerintahan Israel mengancam tidak akan segan-segan membunuh para pemimpin Hamas, termasuk Perdana Menteri Palestina yang baru nanti, Ismail Haniya yang berasal dari Hamas.

Menteri Pertahanan Israel Shaul Mofaz pada Radio Militer Israel menyatakan, pihaknya tidak segan-segan membunuh para pemimpin Hamas jika Hamas tidak menghentikan serangannya ke Israel.

Ditanya soal Ismail Haniyah, tokoh Hamas yang akan menjadi Perdana Menteri Palestina yang baru, Mofaz mengatakan," Kalau Hamas…. datang dengan tantangan untuk berkonfrontasi, maka tidak ada yang kebal. Bukan hanya Ismail Haniyah. Tidak seorangpun yang kebal."

Mofaz menegaskan hal tersebut setelah pasukannya berhasil melakukan serangan ke kota Gaza yang menewaskan dua pejuang Jihad Islam dan sejumlah warga sipil di antaranya anak-anak berusia 8 dan 14 tahun.

Haniyah sendiri tidak terlalu menanggapi ancaman Mofaz. "Eskalasi kekerasan yang terus dilakukan bertujuan untuk menumpahkan lebih banyak lagi darah rakyat Palestina, mengacaukan situasi dan menutup…. formasi pemerintahan Palestina," kata Haniyah di sela-sela pertemuan dengan Parlemen Palestina di kota Gaza.

Dalam lima tahun belakangan ini, Israel sudah membunuh sejumlah tokoh yang mereka anggap sebagai kelompok militan Palestina. Serangan Israel terhadap target-targetnya, kerapkali ikut menewaskan warga sipil tak berdosa. Serangan kebanyakan dilakukan dengan menembakkan misil dari helikopter. Beberapa tokoh Hamas yang dibunuh Israel antara lain Syeikh Ahmad Yassin dan penggantinya, Abdul Aziz Al-Rantissi.

Kekejaman Israel pada rakyat Palestina diperkirakan akan makin menjadi-jadi menjelang pemilu bangsa Zionis itu. Ketua blok Hamas di Dewan Legislatif Palestina, Mahmud Zahar mengatakan, "Dengan dimulainya kampanye pemilu di Israel, darah rakyat Palestina menjadi murah. Makin banyak kejahatan yang dilakukan oleh kandidat-kandidat Israel terhadap rakyat Palestina, makin besar peluang mereka untuk terpilih. Tapi kami mengingatkan pemerintah Israel untuk lebih bijaksana atau akan menghadapi banyak masalah."

Musuh Israel Bukan Hamas, Tapi Rakyat Palestina

Menanggapi kebijakan politik Israel yang menyatakan tidak segan-segan membunuh para pemimpin Hamas, kolomnis dan anggota National Society of Human Rights Arab Saudi, Abdullah Abulsamh mengatakan, pernyataan Israel itu merupakan bagian dari senjata perang psikologis.

"Ini bagian dari senjata perang psikologis antara Israel dan Hamas. Saya pikir ancaman ini tidak serius. Sekarang ada pemilu di Israel dan Mofaz berusaha untuk memenangkannya," kata Abusamh pada Arab News.

Profesor Ilmu Politik di Universitas King Abdul Aziz di Jeddah, Sadig Malki punya analisis berbeda. Menurutnya, Hamas sedang berusaha membatalkan kompromi dan kesempatan yang selama ini disia-siakan otoritas Palestina, dan ini akan ada konsekuensinya.

"Persoalan bagi Israel bukan Haniyah, tapi mayoritas rakyat Palestina yang mendukung Hamas. Jadi, ini bukan persoalan membunuh satu orang. Israel sudah menjadikan setiap rakyat Palestina sebagai musuhnya," kata Malki.

Israel, lanjut Malki, menginginkan kepemimpinan Palestina yang baru tetap diam atas kekejaman dan tindakan ilegal yang dilakukan Israel. Namun Mofaz tahu bahwa Hamas tidak akan tinggal diam.

"Pembunuhan tokoh-tokoh politik oleh Israel mendapat dukungan dari AS. Itulah sebabnya mereka membuat pernyataan itu pada publik dan melakukannya tanpa merasa takut akan akibatnya," ujar Malki.

"Kita harus menyatakan keberatan kita pada duta besar AS di sini, atas pernyataan dan tindakan yang telah dilakukan Israel. Karena Hamas telah telah terpilih secara demokratis dan Haniyah mewakili rakyat Palestina dan kita selayaknya mendesak kelompok-kelompok yang menyediakan senjata bagi Israel, bertanggung jawab atas serangan-serangan itu," papar Malki.

Ancaman Israel yang akan membunuh para pemimpin Hamas, juga membuat warga Palestina di Arab Saudi geram, meski mereka mengaku tidak kaget dengan ancaman Israel itu. (ln/arabnews)