Israel Tutup Wilayah Tepi Barat Selama Sembilan Hari

Rezim Israel memberlakukan penutupan secara penuh wilayah Tepi Barat selama sembilan hari, mulai Minggu (28/3) malam. Penutupan itu dilakukan terkait dengan perayaanhari besar agama Yahudi.

Blokade penuh di Tepi Barat atas perintah Menteri Perang Israel, Ehud Barat itu menyebabkan ribuan warga Palestina di Tepi Barat tidak pergi ke tempat kerjanya. Militer Israel dalam pernyatannya hari Minggu malam mengatakan bahwa penutupan baru akan dibuka kembali setelah mereka melakukan penilaian atas situasi keamanan di Tepi Barat selama peringatan perayaan agama Yahudi yang akan berlangsung mulai tanggal 29 Maret sampai 6 April mendatang.

Otoritas Israel hanya mengizinkan warga Tepi Barat yang beragama Kristen dan ingin merayakan Paskah di Israel, yang boleh keluar masuk Tepi Barat. Pengecualian juga diberikan pada sekitar 1.000 orang yang bekerja di gereja-gereja, 550 guru dan siswa sekolah, 150 pegawai wakaf dan 100 pekerja keagamaan. Mereka semua diizinkan masuk ke kota Al-Quds (Yerusalem Timur) oleh Israel.

Meski demikian, kebijakan blokade penuh yang diberlakukan Israel di Tepi Barat diprotes bukan hanya oleh warga Muslim Palestina tapi juga umat Kristiani. Bersama para aktivis anti-Israel mereka melakukan aksi unjuk rasa di wilayah-wilayah pendudukan Israel di Tepi Barat yang direspon dengan tindakan anarkis oleh tentara-tentara Zionis yang sudah berjaga-jaga di pos-pos pemeriksaan di sepanjang Bethlehem sampai Al-Quds. (ln/prtv)