Juni Hitam Untuk Tentara Amerika Di Afghanistan

Bulan Juni menjadi sangat mematikan bagi tentara Amerika di Afghanistan. 15 orang tentara Amerika dilaporkan tewas dalam delapan hari pertama, termasuk dua hari ini oleh bom pinggir jalan di selatan. Koresponden CBS News Terry McCarthy bersama dengan Batalion Ketiga, Marinir Pertama dan mengikuti mereka selama pertempuran.

Bahkan sekarang, di siang hari bolong, para pejuang Taliban berani menyerang patroli Base Karma di Afghanistan selatan. Marinir ini hanya ada di sini dua minggu, dan bagi sebagian orang muda, ini adalah pertempuran pertama mereka.

Setelah jeda dalam pertempuran, tembakan masuk ke lebih jauh pangkalan. Para marinir berkumpul di atas atap untuk melihat apakah akan ada gelombang kedua dari serangan itu.

Tapi Taliban menyebar dalam menghadapi kekuatan tembakan dari Marinir Amerika. mereka umumnya memakai senjata berbeda: improvisasi alat peledak, atau IED, yang lebih sulit dilawan oleh Marinir. Mereka juga memukul mundur patroli Marinir hanya dua mil sebelah utara pangkalan. Sesaat sebelum pukul 10:00 suatu pagi, terdengar ledakan. Beberapa menit kemudian, dua korban jatuh dari pihak Amerika.

Sersan Paul Worley, seorang veteran perang selama 10 tahun dari Marinir dan juga seorang petani tembakau dari North Carolina, mantan memimpin misi penyelamatan. Dari radio ia mendengar "dua malaikat" – yang berarti kedua orang itu telah mati.

Sersan Husseini Ali Reza, tentara Afghanistan, sedang berjalan tepat berada di belakang dua Marinir. Dia mengatakan mereka menyapu jalan dengan detektor logam ketika sebuah IED meledak.

Akhirnya Marinir mencapai sebuah kawah yang dalamnya setinggi pinggang dan membentang di seluruh jalan. Mereka membopong mayat dua orang rekannya, Sersan Kenneth Mei, yang berusia 26, dan Kopral Jeffrey Johnson, 21, keduanya dari Texas. Semua tentara tak berkata-kata karena mereka membawa rekan-rekannya yang mati.

Keseokann harinya, Marinir masih dalam tahap pemulihan. Sersan Worley, bertugas untuk keempat kalinya, telah mengalami ini sebelumnya, namun banyak anak buahnya yang belum pernah.

"Kapan pun hal seperti itu terjadi – semuanya menjadi sangat kacau," katanya. "Saya mencoba untuk menjaga para Marinir yang masih muda,dan tidak memberi mereka kesempatan visualisasi pada apa yang terjadi."

Untuk membuat mereka tetap fokus, sang sersan ikut patroli lain dan langsung mencari informasi tentang Taliban yang menempatkan IED. Juni menghitam untuk tentara Amerika di Afghanistan. (sa/cbsnews)