Kapal Kayu Dengan 350 Muslim Rohingya Hilang di Laut

AA EKIBI YENIDEN ARAKAN'DA
Ilustrasi Muslim Rohingya

Eramuslim.com – Kapal kayu yang membawa 350 Muslim Rohingya; pria, wanita, dan anak-anak, menghilang di perairan antara Thailand, Malaysia, dan Indonesia, setelah 60 jam tanpa kontak.
Kapal terlihat mengapung di Laut Andaman, setelah dtolak merapat ke pantai oleh pemerintah Malaysia. Kapten kapal dan kru meninggalkan Muslim Rohingya tanpa makanan dan air bersih.
Pemerintah Thailand mengatakan mesin kapal sempat mengalami perbaikan. AL Thailand memberikan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sebelum menarik kepal itu ke tengah laut, dan mengarahkannya berlayar ke Aceh.
Namun, 60 jam sejak kapal itu ditarik ke laut, tidak ada kontak lagi.
“Kapal itu lenyap. Ini benar-benar mengkhawatirkan,” ujar Chris Lewa dari Arakan Project — kelompok pembela hak-hak Muslim Rohingya, kepada IB Times.
Kapal itu, masih menurut Lewa, tidak pernah sampai ke Aceh. Makanan yang diberikan kepada pengungsi juga hanya cukup untuk dua atau tiga hari.
Pemerintah Thailand berkeras pengungsi dalam perjalanan ke Malaysia. Jadi, otoritas Thailand akan selalu menarik kapal kembali ke laut, setelah memberikan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Persoalan menjadi pelik ketika Malaysia juga menolak, dan otoritas Indonesia melakukan tindakan serupa.
Otoritas lokal Thailand mengatakan, menurut Jeff Lobovitz dari Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), menawarkan kesempatan mendarat kepada pengungsi, serta menyediakan makanan.
Namun, Lewa punya cerita berbeda. Menteri Pertahanan Thailand, kata Lewa, tidak pernah mengeluarkan perintah mendarat untuk perahu perahu pengungsi. Kapal-kapal pengungsi diintimidasi oleh AL Thailand, agar menjauh dari pantai atau ditenggelamkan. (rz)