Kecewanya Rakyat Arab Kepada Obama

Sudahlah, mungkin lupakan saja Amerika dan Obama. Itulah mungkin yang hendak disampaikan oleh peserta upaya perdamaian Timur Tengah dalam forum AS-Islam pada hari Minggu.

Delapan bulan setelah Obama berbicara tentang dunia Muslim dari Kairo, prospek perubahan kebijakan AS di kawasan ini memudar, kata Shibly Talhami, akademik AS keturunan Arab. "Sekarang ini ada begitu harapan dan optimism yang memudar akan kebijakan Amerika di Timur Tengah pada bulan lalu," katanya kepada peserta forum lokakarya di ibukota Qatar.

Pada 4 Juni, Obama menyerukan sebuah awal baru dalam hubungan antara Amerika Serikat dan dunia Muslim, dalam masa jeda yang jelas dari kebijakan-kebijakan pendahulunya George W. Bush.

Seperti kita ketahui, Washington menginvasi Afghanistan pada 2001 dan mencopot Saddam Hussein, dua tahun kemudian, di bawah pemerintahan Bush.

Talhami mengatakan ada umum rasa "frustrasi tentang Obama," terutama karena kurangnya kemajuan dalam masalah Palestina.

Sebenarnya, pada awalnya Obama memiliki "dampak positif" di dunia Arab, kata mantan diplomat Mesir Nabil Fahmy. Tapi posisi itu kemudian berubah menjadi "mengecewakan. Pekan lalu, dalam video yang dikirim ke forum itu, Obama mengatakan, "Sudah delapan bulan sejak Kairo, dan masih banyak yang harus dilakukan. Tapi saya percaya kita telah meletakkan landasan untuk mengubah janji tersebut menjadi tindakan," kata Obama.

Tapi menurut aktivis hak asasi manusia terkemuka Mesir-AS Saadeddine Ibrahim dunia Arab sudah terlanjur pada Obama. "Orang-orang berharap memberikan tekanan pada Israel, tetapi dia tidak," katanya.

"Amerika Serikat mengambil beberapa tindakan, seperti pengangkatan (utusan perdamaian Timur Tengah) George Mitchell, tetapi hal ini tidak menghasilkan hasil," katanya. (sa/aby)