Kelompok Perlawanan Irak Klaim Umat Kristen Sasaran yang Sah

Sebuah kelompok perlawanan Irak yang konon terkait dengan al-Qaidah menyatakan bahwa umat Kristen adalah "sasaran yang sah" pada saat batas waktu telah berakhir bagi gereja Koptik Mesir untuk membebaskan perempuan yang diduga ditahan oleh mereka setelah memeluk Islam, SITE mengatakan Rabu kemarin (3/11).

Memproklamirkan diri sebagai Negara Islam Irak (ISI), mengatakan dalam sebuah pernyataan di Internet bahwa aksi mereka dibenarkan setelah adanya penolakan gereja untuk melepaskan wanita yang dilaporkan sedang ditahan di dalam gereja Mesir.

"Semua pusat-pusat Kristen, organisasi dan lembaga, pemimpin dan pengikut mereka, adalah target yang sah untuk mujahidin dimanapun mereka dapat menjangkau mereka," kata pernyataan itu, seperti dilaporkan SITE, mengutip dari pernyataan mereka di internet.

ISI, yang mengklaim menangkap orang-orang Kristen di gereja Baghdad pada hari minggu lalu yang berakhir dengan pembunuhan 46 orang dalam drama penyelamatan, telah mengatakan bahwa serangan itu untuk memaksa gereja membebaskan wanita yang masuk Islam yang ditahan di gereja Koptik Mesir.

Perempuan yang bernama Camilia Shehata dan Wafa Konstantin, adalah istri dari imam Koptik yang oleh kelompok Islam dilaporkan secara paksa telah ditahan oleh Gereja Koptik setelah mereka masuk Islam.

Shehata menghilang selama beberapa hari pada bulan Juli lalu. Polisi menemukan dia dan diantar pulang kembali, namun hal itu memicu protes oleh kelompok Islam yang mengatakan gereja telah menahan dia setelah dia masuk Islam.

Cuplikan dari seorang wanita yang mengaku sebagai Shehata setelah memeluk Islam muncul di Internet, telah membangkitkan protes kepada gereja Koptik. Namun gereja Koptik mengatakan yang ada di rekaman video internet tersebut bukan lah Shehata.

Wafa Konstantin juga hilang, pada tahun 2004, dilaporkan setelah suaminya menolak untuk menceraikannya. Dia diasingkan di gereja setalah pada saat laporan masuk Islamnya beredar di masyarakat.

Dua kasus ini telah menimbulkan ketegangan SARA di Mesir. Pihak keamanan Mesir terpaksa harus melakukan pengamanan terhadap tempat-tempat ibadah kristen Koptik.(fq/aby)