Lembaga pemantauan penyakit di AS, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mencatat peningkatan tajam korban tewas maunpun yang terinfeksi virus flu babi di Negeri Paman Sam. CDC menyatakan, perhitungan jumlah korban tewas maupun yang terinfeksi lebih akurat dengan menggunakan metode baru perhitungan yang mereka gunakan.
Menurut CDC, jumlah korban tewas akibat flu babi di AS sudah mendekati angka 4.000 orang, 540 diantaranya adalah anak-anak. Padahal awalnya AS mempekirakan jumlah korban tewas akibat virus flu babi hanya 672 orang di seluruh AS. Tapi data menunjukkan, dalam enam bulan terakhir, sekitar 22 juta penduduk AS terinfeksi virus tersebut dan 98.000 orang diantaranya terpaksa harus menjalani perawatan di rumah sakit.
"Itu baru jumlah pada enam bulan pertama dan saya mempekirakan jumlahnya akan terus meningkat," kata Dr Anne Schuchat dari CDC.
Anne menambahkan, sulit diketahui berapa persisnya peningkatan itu akan terjadi. Tapi, menurut Anne, data statistik terbaru menunjukkan "gambaran yang cukup besar tentang perkembangan situasi selama enam bulan pertama sejak wabah menyebar." CDC mempekirakan, selama enam bulan terakhir, jumlah korban tewas akibat flu babi di AS mencapai 3.900 orang.
Menurut Dr Anne, anak-anak yang paling rentan menghadapi resiko kematin akibat flu babi. Menurutnya, jumlah penderita flu babi usia anak-anak di AS sekarang mencapai delapan juta orang. Dari jumlah itu, 36.000 anak-anak dirawat di rumah sakit dan 540 anak-anak meninggal dunia.
Lebih lanjut Anne mengatakan, jumlah penderita flu babi di kalangan anak-anak dipekirakan akan bertambah empat kali lebih besar dari perkiraan awal. "Kami akan terus memperbarui jumlah korban pandemi, setiao tiga atau empat minggu sekali," janji Dr Anne.
Untuk mencegah makin meluasnya penyebaran flu babi, otoritas kesehatan di AS menyedikan lebih dari 41,6 juta ton vaksin yang akan didistribusikan ke seantero AS.
Data WHO menyebutkan, sampai pekan kemarin, jumlah korban flu babi di seluruh dunia, sudah melewati angka 6.000 orang. Virus flu babi pertama kali berjangkit di Meksiko dan menyebar dengan cepat ke berbagai negara. (ln/bbc/prtv)