Kenakan Jilbab, Muslimah Spanyol Diusir dari Sekolah

Sebuah asosiasi imigran Maroko di Spanyol Jumat kemarin (16/4) mengecam keputusan sekolah yang melarang seorang gadis berusia 16 tahun masuk ke kelas karena menolak melepaskan jilbabnya.

"Selama beberapa minggu terakhir Najwa Malha tidak bisa masuk ke kelas di sekolahnya, dan hal tersebut bertentangan dengan haknya untuk mendapatkan pendidikan dasar yang dijamin oleh konstitusi," kata ketua asosiasi, Kamal Ramoini.

Kepala sekolah, di wilayah Madrid, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pelarangan penggunaan topi ataupun benda lain yang menutupi kepala di dalam kelas merupakan peraturan internal sekolah.

Ramoini, yang memimpin Asosiasi Pekerja dan imigran Maroko di Spanyol, mengatakan kelompok mereka telah mengetahui adanya perselisihan mendalam terhadap keputusan ini.

Malha, yang lahir di Spanyol namun berorangtua asli Maroko, mengatakan bahwa dia sendiri mengambil keputusan untuk memakai jilbab ke sekolah bulan Februari lalu menentang nasihat dari ibunya yang melarang ia untuk mengenakan jilbab di sekolah," kata Media Spanyol.

Teman-teman sekelas Malha menyatakan dukungan mereka atas keputusannya mengenakan jilbab.

Namun pemerintah daerah mendukung sikap sekolah, mereka menegaskan bahwa peraturan "harus ditegakkan", sementara itu mereka mengakui bahwa proposal untuk memodifikasi peraturan tersebut sedang dipelajari.

Persoalan ini bisa dikatakan relatif baru bagi Spanyol yang jumlah imigran semakin meningkat dari sekitar setengah juta di tahun 1996 menjadi 5.6 juta tahun lalu, dari total populasi sebesar 46 juta orang.

Maroko menjadi salah satu komunitas imigran asing terbesar di spanyol.(fq/aby)