Laporan Dagelan DK PBB, Somalia Dituding Kirim Pasukan untuk Hizbullah

Materi laporan penelitian yang diajukan kepada DK PBB menandaskan keterlibatan pejuang Islam Somalia dalam pasukan Hizbullah Libanon saat berperang melawan Zionis Israel. Keterlibatan pasukan Islam Somalia dalam barisan pejuang Hizbullah Libanon, menurut laporan PBB, berupa pengiriman pasukan Mahkamah Islam berikut persenjataan dan pelatihan pejuang Hizbullah.

Dalam laporan Dewan Keamanan PBB, yang materinya akan dibahas pada hari Jum’at (17/11) besok, disebutkan saran untuk memblokade Somalia dari darat, laut dan udara serta pembekuan seluruh kegiatan jual beli senjata untuk Somalia. Saran itu dimaksudkan agar peperangan yang dituding dipicu oleh pejuang Islam Somalia, tidak menyebar ke wilayah Afrika yang lain.

Dalam laporan yang diajukan untuk DK PBB yang beberapa materi isinya diperoleh Reuters, disebutkan bahwa Aden Hasye Fareh, yang dikenal dengan julukan Airo, tokoh pimpinan Islam Somalia, pernah dilatih perang di Afghanistan. Dialah yang kemudian dituding mengirimkan 720 pasukan khusus Somalia ke Libanon untuk berperang melawan Israel mendukung Hizbullah, pada Juli lalu.

Menurut laporan setebal 80 halaman tersebut, pasukan dari Somalia itu menerima dana sebesar 2.000 dolar per orangnya, sekaligus jaminan untuk keluarga mereka sebesar 30 ribu dolar bila mereka terbunuh. Dari total pasukan yang dikirim tersebut, sekitar 100 orang kembali ke Somalia dan membawa lima orang anggota Hizbullah, sementara ada sejumlah orang tak diketahui besarnya menetap di Libanon untuk memberi latihan perang bagi pejuang Hizbullah.

Pelatihan militer yang diberikan pasukan Somalia itu, menurut tudingan laporan yang ada pada DK PBB, nantinya akan dibalas berupa dukungan diplomatik dari pemerintah Iran, Saudi dan Suriah terhadap pemerintah bentukan Mahkamah Islamiyah Somalia. Hizbullah Libanon juga dituding akan mengirimkan sejumlah rudal anti pesawat yang bisa dipanggul di atas bahu serta bantuan medis dan pakaian militer. Suriah dituding akan menerima sekitar 200 orang pejuang Islam untuk dilatih melakukan perang gerilya. Lebih jauh dari itu, proyek tekhnologi nuklir yang kini dikembangkan Iran juga disangkut pautkan dengan pejuang Islam Somalia. Dikatakan bahwa Iran saat ini sedang berupaya menyelundupkan uraniumnya ke sejumlah lokasi Somalia di bawah koordinasi pemimpin Somalia Syaikh Hasan Dhahir Uwais.

Laporan DK PBB ini dianggap aneh oleh para pengamat. Mereka menyatakan sulit memahami kemungkinan pejuang Somalia asal Mahkamah Islamiyah masuk dan bergabung dalam pasukan Hizbullah. Alasannya prinsipil sekali, arus Islam di Somal dominannya adalah kelompok salafiyah yang biasanya tidak menerima arus pemikiran Syiah yang dianut kelompok Hizbullah. Dan selama ini, pasukan Islam Somalia juga tidak putus-putus membantah bila ada pasukan asing terlibat dalam tubuh mereka.

Laporan DK PBB itu disusun oleh dua pakar senjata asal Belgia dan AS serta pakar kelautan asal Kenya dan pakar keuangan dari Colombia, terkait pelanggaran larangan senjata atas Somalia yang diterapkan sejak bulan Juni 2006. Jibuti, Mesir, Libia, Saudi Arabia mengecam tudingan yang ada dalam laporan tersebut. Seorang pakar militer Mesir bahkan mengatakan kepada Reuters, laporan tersebut seperti dagelan belaka. (na-str/iol)