Laporan Media: 5 Tersangka Mata-Mata Israel Melarikan Diri dari Libanon

Seorang perwira senior di tentara cadangan Libanon Rasan al-Jad, yang diduga telah membantu Israel di perusahaan Alfa Mobile sebagai mata-mata telah melarikan diri ke Frankfurt, Jerman, surat kabar Libanon Ad-Diyar melaporkan pada hari Kamis kemarin (22/7). Menurut laporan itu, setidaknya empat dari teknisi perusahaan juga lari ke luar negeri.

Surat kabar ini melaporkan bahwa penyelidikan diluncurkan menyusul adanya penangkapan dua tersangka utama, Syarbil Makhluf Qazzi dan Tariq Raba’a.

Salah satu anggota keluarga perwira militer itu kepada media mengatakan bahwa pasukan keamanan mempertanyakan warga desa tentang diri perwira tersebut. Setelah mengetahui hal ini, perwira senior Libanon tersebut dengan cepat mengumpulkan barang-barangnya, bergegas ke bandara Beirut, membeli tiket pesawat, dan terbang ke Jerman.

Dalam dua bulan terakhir karyawan Alfa Mobile telah dihukum mati karena mengumpulkan informasi untuk Israel dihukum mati. Ali Mantash dinyatakan bersalah karena memberikan Israel dengan informasi yang digunakan selama Perang Libanon Kedua , dan Ahmad Hassan al-Hussain dihukum mati karena memberikan Israel nama, alamat dan rincian rumah pejabat Hizbullah di Libanon selatan desa Qantara, dan menyediakan informasi terkait target lain.

Penyelidikan meluas oleh otoritas Libanon telah menyebabkan penangkapan lebih dari 50 orang yang dicurigai menjadi mata-mata bagi Israel sejak April tahun lalu.

Menurut laporan hari Kamis kemarin, al-Jad memiliki pengalaman luas dalam urusan teknik. Elemen Keamanan di Libanon mengatakan mereka menduga dia adalah salah satu operasi utama dalam sel rahasia di dalam perusahaan selular negara Alfa Mobile.

Surat kabar Libanon lebih lanjut melaporkan bahwa ia bukan satu-satunya tersangka yang melarikan diri dari Libanon, dan empat teknisi perusahaan diyakini telah melarikan diri duluan sebelum dia.

Salah satu dari empat orang yang melarikan diri, adalah seorang teknisi komunikasi dari keluarga Harish, yang juga buru-buru meninggalkan Beirut dan terbang ke London. Temannya yang mengantarnya ke bandara ditangkap dan dibawa untuk diinterogasi.

Minggu lalu surat kabar An-Nahar melaporkan bahwa seorang karyawan Alfa yang dicurigai terlibat dalam urusan mata-mata melintasi perbatasan menuju ke Israel selatan.

Hizbullah mengatakan bahwa Israel telah menggunakan informasi yang dikumpulkan melalui jaringan mata-mata untuk menyabot penyelidikan ke dalam kasus pembunuhan almarhum Perdana Menteri Libanon Rafik Hariri.(fq/ynet)