LSM Muslim di Malaysia Tawarkan Perlindungan bagi Gereja

Organisasi Muslim Consumers Association of Malaysia (PPIM) menawarkan perlindungan bagi gereja-gereja setelah insiden serangan ke sejumlah gereja di Negeri Jiran itu. Sejak Jumat pekan kemarin, sedikitnya tujuh gereja di lempari bom molotov dan menjadi korban aksi vandalisme. Serangan itu diduga sebagai buntut dari pertikaian soal penggunaan kata "Allah" antara sebagian komunitas Muslim dengan komunitas Katolik di Malaysia.

Nadzim Johan, direktur eksekutif PPIM mengatakan, pihaknya menawarkan bantuan untuk mencegah aksi-aksi anarkis meluas ke gereja-gereja lainnya. "Tawaran ini menunjukkan niat baik kami karena karena tidak ingin melihat suadara-saudara kita umat Kristiani dalam bahaya," ujarnya.

PPIM adalah satu dari 130 muslim non-pemerintah yang ada di Malaysia. Organisasi ini menegaskan akan menjadi "mata dan telinga" pemerintah untuk melindungi gereja-gereja dari serangan. "Kami akan mengerahkan relawan untuk mengawasi hal-hal yang mencurigakan dan melaporkannya pada otoritas berwenang. Serangan-serangan ke gereja-gereja harus dihentikan," tukas Nadzim.

Inisiatif yang ditawarkan PPIM akan dimulai di Kuala Lumpur dan Selangor. Kemungkinan inisiatif itu juga akan dilakukan di wilayah lain dengan bantuan LSM-LSM lainnya.

Serangan ke sejumlah gereja di Malaysia menuai kecaman dari berbagai elemen masyarakat. Pejabat di kantor Perdana Menteri Malaysia, Koh Tsu Koon menyatakan, pemerintah akan mengadakan dialog tertutup antas pemuka agama untuk meredam ketegangan yang terjadi. Koh menegaskan bahwa insiden serangan ke sejumlah gereja tidak mencerminkan sikap mayoritas rakyat Malaysia. (ln/iol)