Masjid Ghaza Serukan Puasa dan Qiyamul Lail

Ghaza masih diselimuti gelap pekat di malam hari. Tapi suara keramaian terdengar jelas dari masjid-masjid. Bukan keramaian yang tidak bermakna, tapi keramaian dari lirih do’a yang diucapkan Muslim Ghaza yang terkurung oleh kekejaman isolasi dan pengepungan penjajah dan perampok Zionis Israel.

Masjid-masjid, mengangkat suara-suara yang semuanya menyerukan kata-kata yang hampir sama: puasalah.. shalatlah.. Ghaza berdo’a.. do’a adalah senjata kaum beriman.. “ Dan hari Senin kemarin pun, banyak masyarakat Muslim Ghaza yang berpuasa sambil lisan mereka terus mengucapkan, “Allahumma aghits Ghazah.. “ Ya Allah, selamatkanlah Ghaza..

Kegelapan terus mereka alami terutama di malam hari, setelah Israel memutus aliran listrik utama yang masuk ke Ghaza. Setelah sebelumnya Israel menutup perbatasan secara lebih ketat. Kekejaman Israel ini diprediksi akan memunculkan bencana kemanusiaan yang dahsyat di Ghaza.

Puasa, mungkin menjadi senjata yang paling dipilih kaum Muslimin Ghaza untuk hari-hari sulit dan keras ini. Berdasarkan laporan Islamonline, hampir setiap rumah di Ghaza terdapat orang yang tengah berpuasa di hari Senin kemarin, Ikhlash karena Allah untuk menguatkan hati mereka dan terus melantunkan do’a. “Mereka berniat puasa dan shalat malam meminta pada Allah agar pengepungan Ghaza segera dicabuta oleh Allah. Inilah yang paling mungkin kami lakukan saat ini, ” ujar seorang penduduk Ghaza. (na-str/iol)