Masyarakat Britania Raya Menolak Vaksinasi Flu Babi

Sebagian besar warga masyarakat Britania Raya menolak diberi vaksin flu babi. Mereka tidak percaya vaksin itu ampuh untuk melawan virus H1N1 yang menyebabkan penyakit flu babi dan mereka takut vaksin tersebut akan menimbulkan efek samping.

Hal ini terungkap dalam survei yang baru-baru ini dilakukan majalah terbitan Inggris, Pulse dengan mewawancari sekitar 107 orang dokter keluarga di negeri itu. Dokter-dokter itu mengakui mayoritas pasien menolak pemberian vaksin flu babi dan hanya 46 persen pasien yang mau diberi vaksin tersebut. Mereka juga mengakui kesulitan untuk melakukan pendekatan pada para wanita hamil agar mau divaksinasi anti virus flu babi.

"Secara keseluruhan, dari seluruh wanita hamil yang kami tawarkan untuk divaksinasi flu babi, saya pikir hanya 20 persen dari mereka yang mau," kata Dr Chris Udenze, seorang dokter keluarga di Nottinghman, Inggris Tengah.

Sebagian besar masyarakat Inggris dan negara-negara Eropa lainnya bersikap skeptis terhadap kemampuan otoritas berwenang di negeri mereka dalam menangani wabah flu babi, karena mereka beranggapan bahwa orang yang terinfeksi flu babi lebih rendah daripada yang digembar-gemborkan pemerintah.

Edior Majalah Pulse, Richard Hoey mengatakan, hasil survei menunjukkan bahwa banyak pasien dan kalangan dokter sendiri yang "tidak yakin bahwa vaksinasi flu babi memang perlu dilakukan dan aman bagi pasien."

Namun juru bicara Departemen Kesehatan Inggris menyatakan, terlalu dini untuk berspekulasi tentang tingkat penerimaan pasien terhadap vaksin flu babi. Menurutnya, para dokter terus bekerja keras agar persediaan vaksin bisa menjangkau sebanyak mungkin pasien.

"Kami merekomendasikan mereka yang masuk dalam kelompok beresiko untuk menerima vaksin. Kelompok ini sangat rentan jika mereka terkena virus flu babi dan vaksi memberikan perlindungan terhadap penyakit itu," demikian departemen kesehatan Inggris.

Pemerintah Britania Raya melakukan program vaksinasi flu babi sejak tanggal 21 Oktober kemarin terutama bagi para pekerja medis, anak-anak, wanita hamil dan kelompok pasien yang memiliki masalah sistem kekebalan tubuh. Flu babi dinyatakan sebagai pandemi di dunia pada bulan Juni lalu dan menurut catatan European Centre for Disease Prevention and Control, jumlah penderita flu babi yang tewas di seluruh dunia mencapai 7.000 orang.

Britania Raya awalnya memprediksikan jumlah korban meninggal akibat virus H1N1 sekitar 65.000 orang. Tapi perkiraan itu direvisi menjadi hanya 1.000 orang yang meninggal akibat flu babi, tanpa penjelasan apa yang menyebabkan perkiraan itu direvisi dengan jumlah korban yang jauh lebih kecil. (ln/rts)