Mayoritas Rakyat Denmark Ingin Pemerintahnya Perbaiki Hubungan dengan Umat Islam

Aksi protes umat Islam yang ditujukan pada negara Denmark atas pemuatan kartun Nabi Muhammad Saw oleh surat kabar Jyllands-Posten, membuat rakyat Denmark gerah. Minggu (12/2), ratusan rakyat Denmark turun ke jalan menyerukan agar protes disudahi dan persoalan diselesaikan dengan cara dialog. Mereka menginginkan hubungan dengan umat Islam diperbaiki.

"Lima hari yang lalu saya meluncurkan sebuah situs yang diberi nama ‘Reconciliation Now’ dan menghimbau rakyat Denmark untuk memberikan tanda tangan pada surat yang akan dikirimkan ke pemerintah Denmark agar meredam ketegangan yang terjadi saat ini," kata Hans Kuttel, seorang profesor di Aalborg University, seperti dikutip Islamonline.

"Saya sangat terpukul melihat kedutaan besar Denmark di Suriah dibakar dan memutuskan untuk berdiri dan melakukan sesuatu," sambungnya seraya mengecam tindakan harian Jyllands-Posten yang dinilainya tidak hati-hati telah menerbitkan kartun-kartun Nabi Muhamamd Saw.

Kuttel mengatakan, ia akan terus menggalang dukungan dari seluruh rakyat Denmark dengan cara mengumpulkan tanda tangan sampai akhir bulan ini dan akan mengirimkan surat untuk pemerintah Denmark dan kedutaan-kedutaan besar negara Muslim di Copenhagen.

Dalam 6 hari ini, menurut Kuttel, kampanyenya sudah berhasil mengumpulkan sekitar 50.000 tanda tangan dari kalangan masyarakat, politisi, artis dan penulis-penulis terkenal di negeri itu.

"Kami ingin menyampaikan pesan pada seluruh dunia bahwa masih ada rakyat Denmark yang mendukung adanya dialog yang membangun dan damai atas dasar saling menghormati. Ini merupakan tanggung jawab semua orang termasuk Perdana Menteri sendiri," kata Kuttel.

Selain kampanye ‘Reconciliation Now” yang diluncurkan Kuttel melalui websitenya, kalangan anak muda Denmark juga berusaha menunjukkan toleransi dan wajah negerinya yang damai dengan meluncurkan situs dakan kampanye bertajuk ”Another Denmark’.

"Kami, kelompok anak muda Denmark yang merasa berkewajiban untuk melakukan hal-hal yang positif dan menyuarakan kecaman kami atas publikasi kartun-kartun tersebut," kata juru bicara ‘Another Denmark’, Nikola Lang.

Lang mengatakan bahwa rakyat Denmark tidak bisa disalahkan atas apa yang dipublikasikan oleh koran-koran Denmark tapi mereka menyatakan mengutuk keras tindakan yang menyakiti warga Muslim di seluruh dunia dan sangat memahami tuntutan umat Islam agar surat-surat kabar itu menyampaikan permohonan maaf atas kartun-kartun tersebut.

Sejuah ini, Jyllands-Posten hanya menyampaikan permohonan maaf karena telah menyinggung perasaan umat Islam, namun tetap menolak minta maaf atas publikasi kartun-kartun tersebut.

Situs ‘Another Denmark’ (www.anotherdenmark.org) sudah menerima sekitar 10.500 pesan sejak diluncurkan 8 Februari kemarin.

Sementara itu sebuah polling yang dilakukan oleh Gallop Center for Berlingske Tidende menunjukkan bahwa mayoritas rakyat Denmark menyatakan Jyllands-Posten bersalah karena sudah membuat dan mempublikasikan kartun-kartun itu.

Hasil polling menunjukkan, 56 persen dari 1.003 responden menyatakan memahami kemarahan umat Islam, 41 persen meyakini umat Islam hanya banyak bicara dan 3 persen responden tidak punya pendapat.

Sejumlah polling yang dilakukan terkait dengan krisis kartun Nabi Muhammad Saw meyakini argumen kebebasan berekspresi yang dilontarkan atas pemuatan kartun-kartun tersebut bisa diterima, tapi keputusan menampilkan kartun-kartun itu sudah menimbulkan citra yang buruk daripada citra yang baik atas negara Denmark.

Melihat makin memanasnya aksi protes terhadap kartun Nabi Muhammad Saw di sejumlah negara-negara Muslim, pemerintah Denmark sudah meminta bantuan negara Malaysia yang saat ini menjabat sebagai ketua Organisasi Konferensi Islam, untuk meredakan situasi di dunia Islam.

Di sisi lain, laporan-laporan bermunculan bahwa Denmark dan negara-negara Eropa lainnya menolak proposal Malaysia untuk menyelenggarakan pertemuan tingkat tinggi bersama antara OKI dan Eropa untuk membahas krisis kartun tersebut. (ln/iol)