Membawa File Pelajaran Bahasa Arab, Mahasiswa AS Ditahan di Bandara

Sebuah kelompok organisasi Kebebasan hak sipil Amerika hari Kamis ini (11/2) mengajukan keberatan terhadap aparat keamanan penerbangan – atas tindakan mereka menginterogasi seorang mahasiswa secara berlebihan di di bandara, karena mahasiswa tersebut membawa sebuah file untuk mempelajari bahasa Arab.

Keberatan resmi tersebut telah diterbitkan oleh "The AC-U", berdasarkan kutipan dokumen yang mereka miliki pada bulan Agustus 2009, sedangkan yang menjadi subjek mereka adalah Nicholas George – yang harus mengalami pemeriksaan ketat oleh aparat keamanan di bandara Philadelphia (Timur), karena dirinya kedapatan membawa file pelajaran bahasa Arab.

Kelompok tersebut mengatakan unsur-unsur keamanan bandara telah menginterogasi mahasiswa Amerika itu selama setengah jam, dengan sikap penuh permusuhan terhadap dirinya. Bahkan pejabat keamanan bandara sempat bertanya padanya apakah dia tahu siapa yang melakukan serangan 11 September dan apakah ia menguasai bahasa dari Usamah bin Ladin, pemimpin al Qaidah.

Kemudian polisi bandara memborgol mahasiswa tersebut dan menempatkannya di dalam sel – di mana ia sempat mendekam di dalam sel selama empat jam. Ia kemudian ditanyai oleh Nicholas W. seorang agen FBI selama setengah jam, sebelum akhirnya ia dibebaskan.

Sumber yang sama menegaskan bahwa mereka tidak diberitahu alasan polisi bandara menginterogasi dan menahan Nicholas Geroge. Kelompok organisasi kebebasan hak sipil AS tersebut menganggap George diborgol dan dimasukkan ke dalam sel karena ia memilih untuk belajar bahasa Arab, bahasa yang digunakan oleh jutaan orang di seluruh dunia.

Wiesner seorang pengacara bagi organisasi tersebut mengatakan: "Metode ini memperlihatkan sikap yang berlebihan aparat keamanan bandara terhadap penumpang yang tidak bersalah dan tindakan ini hanya membuang-buang waktu dan pelanggaran terhadap konstitusi AS. Dan kami meminta aparat keamanan bandara untuk membayar kompensasi kepada mahasiswa itu karena telah melanggar kebebasan berekspresi yang telah dijamin oleh konstitusi AS."(fq/islamtoday)