Mengapa Bank Inggris Membungkam Press TV Ltd ?

Tanpa alasan jelas, National Westminster (NatWest) Bank di Inggris membekukan rekening milik Press TV Ltd, sebuah perusahaan televisi independen yang berbasis di London. Perusahaan itu bergerak di bidang produksi berita, program faktual dan dokumenter yang dijual ke saluran televisi berita Press TV di Tehran, Iran.

Press TV Ltd menyatakan, NatWest Bank mengumumkan pembekuan rekening dalam surat tertanggal 7 Desember 2010 dan pihak Bank menolak memberikan penjelasan atas pembekuan tersebut.

"Sampai detik ini, Natwest tidak memberikan alasan maupun penjelasan mengapa membekukan rekening-rekening kami. Surat mereka tidak menyertakan nama-nama yang bisa dikontak, nomor telepon yang bisa dihubungi atau alamat email. Meski kami sudah berusaha mengirimkan surat, email, menghubungi lewat telepon dan mengirimkan sms pada orang-orang di NatWest yang sebelumnya menjadi kontak kami, NatWest sama sekali tidak meresponnya. Yang harus diketahui, bukan Press TV Ltd yang lebih dulu berhubungan dengan NatWest untuk keperluan bisnis, tapi NatWest-lah yang mengajak Press TV Ltd dengan tangan terbuka dan sambutan yang begitu besar," demikian pernyataan Press TV Ltd.

Seorang reporter Press TV Ltd yang mencoba menghubungi NatWest untuk menanyakan mengapa Bank itu tiba-tiba membekukan rekening perusahaannya malah disuruh mengontak Royal Bank of Scotland. Seorang juru bicara di NatWest yang tidak mau menyebut namanya hanya mengatakan bahwa pihak Bank sedang meninjau kembali hubungan dengan semua nasabahnya berdasarkan sejumlah faktor yang menjadi pertimbangan dan hal itu kemungkinan menyebabkan pihak Bank memutuskan untuk menghentikan layanan dan fasiitas pada seorang nasabahnya.

NatWest sendiri merupakan bank yang termasuk dalam grup perusahaan milik pemerintah Inggris Royal Bank of Scotland. NatWest membelukan semua rekening milik Press TV Ltd baik rekening yang dibuka dalam mata uang poundsterling, euro dan dollar. Ketika pihak Press TV Ltd menghubungi Royal Bank of Scotland untuk meminta penjelasan, jawabannya serupa, RBS tidak mau memberikan komentar apapun atas pembekuan rekening Press TV.

Press TV Ltd menyayangkan sikap NatWest karena selama ini Press TV merasa tidak pernah melanggar aturan hukum yang berlaku di Inggris. Sebagai perusahaan media, Press TV mempekerjakan para wartawan, juru kamera, editor dan asisten produser yang sudah terlatih. Bahkan mereka yang bekerja di Press TV, kemudian direkrut oleh perusahaan media besar seperti BBC, CNN dan Sky.

Press TV menegaskan bahwa perusahaannya telah membuka lapangan pekerjaan, memberikan pelatihan dan memberikan pendapatan bagi puluhan perusahaan dan ratusan orang yang semuanya memberikan kontribusi bagi negara Inggris lewat berbagai pajak yang mereka bayar pada negara. Pada saat perekonomian Inggris sedang krisis seperti sekarang, dimana banyak warganya yang menjadi pengangguran dan banyak mahasiswa yang menghadapi masa depan suram, pemerintah Inggris seharus memberikan dukungan pada perusahaan-perusahaan yang berkembang seperti Press TV Ltd, dan bukan menyerangnya.

Pihak Press TV menyatakan, tidak akan diam atas keputusan NatWest karena kesepakatan antara Press TV dan NatWest adalah kesepakatan komersial, bukan politik. Apalagi selama ini pemerintah Inggris tidak pernah bereaksi ketika mobil satelit dan kendaraan milik Press TV disabotase, ketika para awak televisinya mengalami ancaman, termasuk ketik seorang reporter asal Inggris menjadi korban dan peralatannya disita oleh Israel di perairan internasional.

Lauren Booth–ipar mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair yang baru-baru ini masuk Islam–yang juga bekerja di Press TV mengecam tindakan NatWest yang menurutnya bermotifkan politik. Booth mengatakan, NatWest sengaja ingin melumpuhkan perusahaan media di Inggris yang program-program acara dan beritanya mengungkap berbagai kebijakan yang oleh media lainnya sengaja ditutup-tutupi.

Pemerintah Inggris menuai kontroversi ketika Wikileaks memublikasikan pesan kabel diplomatik yang antara lain mengungkap bahw pemerintah Inggris sedang mencari cara untuk menutup Press TV Ltd agar tidak lagi menyiarkan program dan siaran beritanya. (ln/prtv)