Menlu Israel: AS Akan Tunduk Dengan Kemauan Israel

Menlu Israel Avigdor Lieberman dengan pongah mengatakan bahwa Israel punya pengaruh yang tak tergoyahkan terhadap Gedung Putih dan inisiatif-inisiatif perdamaian yang melibatkan Israel.

Dalam wawancara pertamanya sejak menjabat sebagai Menlu, Lieberman mengibaratkan AS sebagai "anjing kecil piaraan" yang akan mematuhi semua perintah majikannya. Lieberman mengatakan bahwa pemerintahan AS yang dipimpin Presiden Barack Obama akan mengajukan inisiatif perdamaian baru, hanya jika Israel menginginkannya.

"Percayalah pada saya, Amerika akan menerima semua keputusan kami (Israel)," kata Lieberman dalam wawancara dengan surat kabar Rusia, Moskovskiy Komosolets.

Menlu Israel itu juga menyebut solusi dua negara sebagai "slogan yang manis tapi tidak bersubstansi". Lieberman, Yahudi keturunan Rusia ini sejak awal menolak berdamai dengan Palestina. Beberapa hari setelah diangkat menjadi Menlu, Lieberman menyatakan tidak mau menerima kesepakatan Annapolis antara Israel-Palestina, yang digagas AS pada tahun 2007. Lieberman menilai kesepakatan itu tidak menguntungkan kepentingan Israel. Pernyataan Lieberman itu menuai kritik dari berbagai negara di dunia, termasuk di Israel sendiri.

Meski Lieberman mengklaim bahwa Israel bisa mempengaruhi kebijakan-kebijakan AS. Pernyataan yang bertolak belakang disampaikan Kepala Intelejen Militer Israel, Amos Yadlin. Menurutnya, pemerintahan Obama sudah bertekad untuk berinisiatif dan melanjutkan proses perdamaian di Timur Tengah.

"Niat Obama adalah, meningkatkan proses perdamaian ke arah dialog yang lebih realistis dengan semua pihak, termasuk dengan elemen-elemen ekstrimis," ujar Yadlin.

Sikap Obama itu, dianggap membahayakan posisi Israel, sehigga dibahas khusus dalam rapat kabinet Israel hari Selasa kemarin yang juga dihadiri Yadlin. (ln/prtv)