Menlu Turki: Kami Tidak Akan Biarkan Perang Salib Terjadi Lagi di Timur Tengah

Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu menegaskan jika sangkaan banyak kalangan akan terjadinya "Perang Salib Baru" di kawasan Timur Tengah tidak benar adanya.

Belakangan, mencuat sangkaan tengah terjadinya "Perang Salib Baru" baru menyusul rangkaian aksi militer yang dilancarkan NATO untuk menumpas rezim Qadzafi di Libya.

Pemimpin Libya Moammar Qadzafi yang tengah "direvolusi" rakyatnya mengatakan statemen tersebut. Ia menyebut aksi NATO ke negaranya itu sebagai "Perang Salib Baru".

Statemen Qadzafi tersebut segera mendapat tanggapan dan kritikan dari berbagai kalangan, salah satunya dari Ketua Ikatan Ulama Muslim Internasional, Syaikh Yusuf al-Qardhawi.

Qardhawi secara tegas tidak membenarkan pernyataan Qadzafi, yang dipandangnya hanya sebagai tameng untuk mempertahankan rezimnya yang telah bercokol di Libya selama lebih dari 40 tahun.

Rangkaian aksi militer NATO tersebut bermula dari desakan sayap anti-rezim Qadzafi dan Liga Arab yang sebelumnya diajukan ke PBB.

Turki sendiri menjadi satu-satunya negara Muslim yang tergabung dalam NATO, Pakta Pertahanan Militer Atlantik Utara itu. Meski demikian, Turki, bersama Jerman, menolak opsi serangan militer untuk menyelesaikan krisis Libya.

Davutoglu menegaskan, pihaknya terus melakukan komunikasi dengan pihak NATO untuk sesegera mungkin mengakhiri operasi militer tersebut. (ags/db)