Menlu Turki Tolak Dilabeli "Neo Utsmani"

Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu menyatakan keyakinannya bahwa stempel yang muncul dengan sebutan "Neo-Ottoman" (Ustmani Baru) bagi upaya Turki bergerak di Balkan berasal dari kegelisahan beberapa pihak yang merasa gerah dalam menghadapi kekuasaan Turki di wilayah tersebut, dan label atau stempel ini digunakan sebagai alat untuk menyebarkan ketakutan tentang motif Turki di wilayah ini.

Berbicara kepada surat kabar Today Zaman dari ibukota Kosovo, Pristina, Davutoglu pada hari Minggu lalu (28/8) menunjukkan bahwa peran Turki meningkat di wilayah Balkan sebagai perantara dan pembuat kebijakan sehingga telah memicu reaksi dari beberapa pihak, sehingga mendorong mereka untuk menjuluki upaya Turki tersebut sebagai gerakan "neo-Ottoman". 

"Saya melihat reaksi campuran, reaksi yang baik maupun reaksi sakit-hati," kata Davutoglu, saat ia menjelaskan bahwa ia menentang keras klaim pola pikir neo-Ottoman di setiap kesempatan.

"Beberapa menggunakan istilah khusus untuk menyebarkan rasa takut dan perasaan ‘membalas’ untuk meminimalkan pengaruh kami yang meningkat di Balkan," kata Davutoglu, menguraikan bahwa sumber nyata dari kegelisahan terletak dalam peran Turki dalam pengembangan wilayah Balkan, termasuk di Serbia , Bosnia dan Turki telah mengatasi banyak kasus di masa lalu "yang orang pikir tak akan pernah dibuka lagi."

Juga berkomentar tentang frekuensi kunjungan ke wilayah tersebut dalam dua tahun terakhir, Davutoglu mengakui aktivitas tersebut tidak terlihat sebelumnya, dan hal itu bukan alasan untuk melabelkan langkah Turki dengan motif neo-Ottoman di wilayah Balkan.(fq/cihan)