Mualaf Korban Pengeroyokan, "Saya Tidak Akan Memaafkan Mereka"

Kasus pengeroyokan terhadap seorang mualaf di Auburn, Australia beberapa waktu lalu, menuai kecaman dari komunitas Muslim di Negeri Kanguru itu. Chris Martinez, nama mualaf itu, dikeroyok oleh empat orang yang salah satu diantaranya adalah teman yang membantunya masuk Islam.

Keempat orang itu mencambuk Martinez dengan dalih sebagai hukuman karena sebagai muslim, Martinez mabuk-mabukkan yang dilarang dalam hukum Islam. Polisi Australia sudah menangkap keempat pelakunya. Namun Martinez, dalam wawancara dengan Ahmed Kilani dari MuslimVillage, menyatakan tidak akan pernah memaafkan perbuatan empat orang yang telah menyerangnya.

Berikut petikan wawancara Ahmed Kilani (AK) dengan Chris Martinez (CM);

AK: Pertama sekali, terima kasih sudah mau kami wawancarai dalam situasi yang sangat berat ini. Bolehkah saya bertanya, sudah berapa lama Anda menjadi seorang muslim?

CM: Sekitar 3 tahun, saya masuk Islam.

AK: Saya tahu bahwa satu dari empat pelaku yang diduga terlibat menyerang Anda, adalah orang yang Anda kenal?

CM: Ya, betul.

AK: Apakah ia orang yang membantu Anda masuk Islam, dan menceritakan tentang Islam pada Anda?

CM: Ya.

AK: Dengan kata lain, Anda berdua berteman?

CM: Ya. 100 %. Kami berteman.

AK: Bagaimana perasaan Anda terhadap teman Anda itu, sekarang?

CM: Kata-kata tidak bisa menjelaskan kemarahan yang saya rasakan saat ini. Saya tidak akan pernah memaafkannya, tapi saya kira Allah akan membalasnya di Hari Akhir nanti, dan Allah akan memaafkannya.

AK: Bisakah Anda menjelaskan, apa yang terjadi di malam Anda dipukuli?

CM: Saya punya masalah dengan kebiasaan minum minuman keras. Saya sudah berusaha mengatasinya. Pagi itu, saya sedang minum-minum dengan seorang teman di rumah. Saya tidak tahu pasti kejadiannya bagaimana, tapi saya tahu seseorang pasti sudah melihat saya minum-minum. Saya tidur sekitar jam 07.30. Pada pukul 01.00 pagi, saya dibangunkan oleh orang yang sudah saya anggap teman itu, yang datang bersama tiga orang lainnya.

AK: Apa yang dia katakan pada Anda?

CM: Dia bilang bahwa saya akan menerima hukuman cambuk 40 kali sebagai hukuman karena minum minuman beralkohol.

AK: Apa yang terlintas di pikiran Anda, ketika dia mengatakan itu?

CM: Pertama, saya pikir dia bercanda. Tapi, begitu mereka meringkus dan menghempaskan saya ke tempat tidur, saya sadar mereka serius. Mereka mulai mencambuki saya. Saya menangis, menjerit kesakitan, sakit sekali.

AK: Lalu ada tetangga yang menghubungi polisi karena mendengar teriakan?

CM: Saya kira begitu.

AK: Apakah Anda memerlukan perawatan di rumah sakit?

CM: Ambulan datang, tapi waktu itu keadaan saya benar-benar syok. Saya syok dan kesakitan. Saya baru minta perawatan beberapa saat kemudian, tapi tidak pergi ke rumah sakit.

AK: Apa reaksi komunitas Muslim atas kejadian yang menimpa Anda?

CM: Saya mendapat dukungan 100 % dalam situasi ini. Mereka juga syok dan hampir tak percaya dengan apa yang terjadi.

AK: Anda mengatakan bahwa Anda tidak mau kejadian ini dilihat sebagai cerminan dari Islam atau Muslim, apakah Islam banyak membantu kehidupan Anda?

CM: Ya, tentu saja. Islam adalah agama yang indah. Islam ada petunjuk yang luar biasa untuk kehidupan, Islam adalah cara yang nyata untuk menjalani kehidupan ini. Saya bukan manusia sempurna. Saya melakukan banyak hal di masa lalu yang seharusnya tidak saya lakukan. Tapi dalam hal ini, Islam telah membantu saya melampaui semua itu, membantu saya meninggalkan masa lalu, dan sekarang saya percaya, saya menjadi orang yang lebih baik karena Islam. Kejadian ini cuma masalah pribadi individu, bukan masalah agama.

AK: Bagaimana sikap keluarga Anda atas kejadian ini?

CM: Istri saya sangat marah. Alhamdulillah, anak-anak saya masih terlalu kecil untuk mengerti apa yang terjadi. Istri saya sangat membantu dan memberikan dukungan. Dia sangat, sangat terpukul karena kejadian ini.

AK: Keluarga Anda sedang tidak ada di rumah pada malam kejadian?

CM: Tidak.

AK: Apa yang Anda inginkan sekarang?

CM: Saya ingin melihat semua pelakuknya didakwa dengan sistem hukum yang kita gunakan, oleh hukum Australia dan memastikan hal semacam ini tidak terjadi pada orang lain.

AK: Media massa mainstream begitu mengejar Anda. Apa saja yang mereka lakukan dan katakan?

CM: Mereka sangat lancang. Sangat, sangat lancang. Mereka membuat komentar-komentar palsu, mereka memublikasikan nama saya, memuat foto saya tanpa izin, tahu nomor telepon saya dan menelpon saya terus menerus. Mereka menunggu di luar rumah saya siang dan malam dan mengancam akan memuat berita tentang masa lalu saya. Saya merasa sudah jatuh tertimpa tangga atas kejaran dan ancaman mereka yang ingin memeras saya.

AK: Apakah mereka menawarkan Anda sejumlah uang?

CM: Ya. Tapi saya tidak menerima sepeser uang pun. Ini bukan masalah uang. Saya memutuskan untuk bicara pada media, pada saat ini, dengan orang yang tepat, Anda sendiri dan Robert Ovadia dari Seven News untuk memberitakan kasus saya. Jadi orang yang ingin tahu, bisa mendapatkannya dan saya bisa melanjutkan hidup saya dan mengakhiri semua ini.

AK: Semoga Allah merahmatimu, Chris

CM: Insya Allah, tentu saja.

(kw/MuslimVillage)