Musim Ujian, Muslimah Berjilbab di Tunis Dilarang Masuk Wilayah Kampus

Peristiwa ini sebenarnya sudah menjadi langganan setiap tahun di Tunisia. Yakni soal pelarangan berjilbab yang ditekankan pada saat-saat tertentu di kampus Tunisia. Dan kini, sejumlah mahasiswi Tunisia berjilbab menyatakan tekadnya untuk tetap memasuki ruang ujian lisan di kampus dengan tidak menanggalkan jilbab. Mereka akan terus memaksa masuk meskipun berulangkali pihak kampus melarang mereka masuk ke ruang ujian jika tetap mengenakan jilbab.

Dalam keterangannya kepada Islamonline, Rabu (31/5), Aminah salah satu mahasiswi Fakultas Ilmu Hukum di Universitas Aryana Utara Tunisia, mengatakan, “Kami tidak gentar menghadapi tekanan pihak universitas. Kami akan mengatur aksi protes pelarangan memakai jilbab ini.” Aminah yang juga sebagai anggota Organisasi Wanita Tunis juga menyebutkan bahwa larangan keamanan kampus bagi mahasiswi berjilbab selalu berulang setiap tahun, antara lain ketika masa pendaftaran dan musim ujian seperti saat ini.

Dalam hubungan telepon, seorang mahasiswi berjilbab asal Tunis yang tak ingin disebutkan identitasnya mengatakan, “Kami saat ini menghadapi upaya yang memfitnah agama kami, melalui pemaksaan melepaskan jilbab, menyingkap sebagian dari tubuh kami, dan ini berarti perlawanan serius terhadap hak kami yang paling mendasar yang sebenarnya dijamin oleh undang-undang negara.”

Ia menambahkan, jika pemerintah mendukung larangan jilbab berarti pemerintah telah menghancurkan semua nilai dan moral, serta melawan undang undang HAM.

Sejak tahun 1981, dalam undang-undang nomor 108 di Tunis pada saat kekuasaan mendiang Presiden Habib Bourguiba, disebutkan bahwa jilbab adalah busana etnis/kelompok yang bukan kewajiban agama. Sehingga dalam UU itu ditulis larangan berjilbab di sekolah dan perguruan tinggi. Akibatnya timbul hubungan yang tidak harmonis antara Presiden Habib Bourguiba dengan gerakan Islam. Ribuan wanita Islam disingkirkan dari pegawai pemerintahan dan pusat pendidikan. Banyak yang dilarang berhijab dalam kehidupan umum seperti rumah sakit dan jalan raya. Meski dilarang UU dan dipersempit aparat keamanan, para pemakai jilbab di Tunisia justru makin banyak jumlahnya.(na-str/iol)