Muslim AS Serukan Hentikan Pelecehan di Bandara

Dewan advokasi hubungan Islam-Amerika (CAIR), menyerukan kepada Presiden AS Barack Obama, untuk menghentikan pelecehan terhadap para wanita berjilbab di bandara-bandara AS, setelah diberlakukannya peraturan baru yang ditetapkan oleh dewan keamanan transportasi AS yang akan memeriksa dengan ketat para penumpang yang mendarat dan akan terbang di bandara AS.

Nihad Awad, direktur eksekutif CAIR menyatakan bahwa organisasi mereka telah menerima banyak keluhan atas "pelecehan" yang diterima kaum muslimah berjilbab di bandara-bandara AS.

Ditambahkan oleh Nihad Awad bahwa sebelumnya presiden AS dalam sambutan pidatonya di Kairo beberapa waktu yang lalu – menyatakan akan membela hak-hak wanita berjilbab dan mengatakan menggunakan jilbab adalah hak azazi dari wanita Muslim.

Namun alih-alih membela jilbab, CAIR yang memiliki 36 kantor di seluruh AS, telah menerima pengaduan bahwa muslimah berjilbab telah mengalami pelecehan, dan dinyatakan bahwa jilbab saat ini menjadi salah satu indikator pihak bandara bertindak sewenang-wenang melakukan inspeksi dan hal tersebut tidak dilakukan ke sebagian besar penumpang yang memakai rok, dan menjadi penegasan bahwa pihak bandara memperlakukan pemeriksaan yang sangat ketat hanya kepada muslimah yang berjilbab – sedangkan seharusnya semua orang harus tunduk kepada prosedur yang sama.

Niwad Awad mengatakan: "penargetan umat Islam di bandara-bandara AS saat ini muncul kembali dan menyebar keseluruh negeri dan kami protes tindakan diskriminatsi tersebut didasarkan karena agama dan bukan karena perilaku orangnya."

CAIR juga menyatakan bahwa standar-standar baru tersebut hanya diterapkan kepada subjek turis dari 13 negara Arab dan negara Islam yang mengalami prosedur pemeriksaan yang ketat sebelum menaiki pesawat dan terkhusus lagi kepada muslim Amerika.(fq/imo)