Muslim Nigeria Kutuk Kekerasan Boko Haram

Sejumlah organisasi Muslim di Nigeria mengecam aksi kekerasan yang dilakukan kelompok Islamis Boko Haram. Mereka menilai pemaksaan kehendak dan kekerasan yang dilakukan Boko Haram bertentangan dengan ajaran Islam. Sementara itu, pertempuran antara militan Boko Haram dan aparat keamanan negeri itu masih berlanjut dan belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda.

Kecaman terhadap kelompok Boko Haram disampaikan oleh Dewan Tertinggi Agama Islam di Nigeria, Supreme Council for Islamic Affairs (NSCIA). Menurut lembaga ini, Boko Haram tidak mewakili komunitas Muslim di Nigeria. "Kelompok Boko Haram tidak mewakili Muslim Nigeria dan Muslim sejati akan menjauhkan diri dari kelompok semacam itu," kata Sekjen NSCIA, Dr. Abdul Latif Adegbite

Jamaiyyatu Nasrul-Islam (JNI) juga mengutuk serangan yang dilakukan kelompok Boko Haram. Organisasi ini menilai tujuan kelompok ini tidak murni untuk dakwah Islam. "Dimana dalam Al-Quran yang menyebutkan bahwa kita boleh membunuh orang untuk memaksakan kehendak kita," kecam hakim Abdul Kadir Orire dari JNI, yang juga seorang pensiunan kepala pengadilan syariah di wilayah Kwara.

"Sejauh yang diketahui Jamaiyyatu Nasrul-Islam, masyarakat Nigeria sendiri tidak senang dengan kelompok ini (Boko Haram). Mengaitkan mereka dengan Islam sama sekali tidak fair, menyesatkan," sambung Orire.

Organisasi Muslim lainnya yang mengecam serangan Boko Haram adalah Conference of Islamic Organisations (CIO), organisasi yang menjadi wadah bagi seluruh organisasi Islam di Nigeria. Kordinator CIO, Abdullahi Shuaib menegaskan bahwa serangan yang dilakukan Boko Haram patut dikutuk dan tidak ada dasar hukumnya dalam Islam.

"Muslim manapun tidak akan membenarkan tindakan mereka. Kelompok ini tidak terlalu dikenal di klangan Muslim dan ideologi mereka yang ingin menerapkan syariah Islam di seluruh Nigeria dengan cara kekerasan, tidak bisa diterima," kata Shuaib.

Ia melanjutkan,"Masyarakat Nigeria adalah masyarakat yang multi relijius dan Islam tidak membolehkan umatnya untuk memaksakan doktrin agama pada orang lain."

Shuaib mengatakan, Boko Haram bukan satu-satunya kelompok Islam yang suka melakukan kekerasan dengan dalih menegakkan syariat Islam. Pada era tahun 1990-an, ada kelompok Maitazini yang melakukan dakwah Islam dengan cara yang ekstrim dan menyerang siapa pun yang menentang doktrin mereka.

"Tindakan mereka sama sekali tidak Islami. Mereka selayaknya mencontoh Rasulullah Muhammad Saw dalam menyebarkan Islam dengan cara yang intelek, logis dan bijaksana," tukas Shuaib.

Di Nigeria, jumlah penganut Islam dan Kristen hampir sama besarnya. Populasi Muslim yang mencapai 55 persen dari total jumlah penduduk, mendominasi wilayah utara negeri itu. Populasi Kristiani yang meliputi 45 persen dari jumlah penduduk, mendominasi wilayah selatan. Sisanya, 5 persen penduduk Nigeria berstatus atheis. Dari 30 negara bagian di Nigeria, 12 negara bagian di wilayah utara sudah menerapkan syariah Islam, sementara Nigeria sendiri adalah negara yang menganut prinsip sekularisme.

Kekerasan  Berlanjut

Sampai hari ini, sudah memasuki hari ketiga pertempuran antara kelompok Boko Haram dan aparat keamanan Nigeria. Selama tiga hari pertikaian, dilaporkan sudah menelan korban jiwa 100 orang dan ribuan orang lainnya mengungsi.

Bentrokan fisik dan senjata tak bisa dihindari ketika hari Senin kemarin, kelompok Boko Haram menyerbu kota Maiduguri, ibukota negara bagian Borno dan menyerang kantor-kantor polisi, sebuah gereja dan kanto bea cukai di Gamboru-Ngala. Kelompok ini juga menyerang kantor polisi di Bauchi dan kota Yobe, di dekat perbatasan negara Chad dan Kamerun.

Hari selasa (28/7), Presiden Nigeria Umaru Musa Yar’Adua langsung menggelar pertemuan dengan seluruh jajarannya dan menjamin bahwa aparat bisa mengatasi situasi. Pasukan militer dikerahkan dan sudah diberlakukan jam malam untuk mencegah meluasnya aksi-aksi serangan.

Selasa malam, pasukan pemerintah dilengkapi dengan kendaraan-kendaraan militer, mengepung sebuah tempat di Maiduguri yang diduga sebagai tempat persembunyian pimpinan Boko Haram, Mohammed Yusuf. Dalam pengepungan itu, pasukan militer menghancurkan rumah Yusuf dan sebuah masjid yang dijaga oleh sejumlah jamaah.

Boko Haram yang artinya "pendidikan Barat dilarang" menuntut agar syariah Islam ditegakkan di seluruh Nigeria. Kelompok ini muncul pada tahun 2004 di desa Kanamma, Yobe. Sejak kemunculannya, anggota kelompok Boko Haram sering menyerang kantor-kantor polisi dan membunuh petugas polisi. (ln/aljz/iol)