Muslim Uighur di Jepang Berdemo Peringati Satu Tahun Kerusuhan Xinjiang

Anggota dari etnis minoritas muslim Uighur Cina di Jepang bersama dengan para pendukung mereka hari Ahad kemarin (4/7) mengadakan demonstrasi memperingati peringatan pertama terjadinya kerusuhan etnis yang mematikan di wilayah Xinjiang Cina.

"Bebaskan Uighur! Kami ingin kebebasan yang nyata" teriak sekitar 60-70 demonstran, ketika mereka melakukan pawai dari sebuah taman di Tokyo untuk menandai peringatan terjadinya kerusuhan di Uighur yang menurut versi pemerintah komunis Cina yang mengatakan menewaskan hampir 200 orang setelah kerusuhan pecah di Xinjiang pada tanggal 5 Juli tahun lalu.

Para demonstran membawa bendera langit biru besar Turkistan Timur, rumah bagi etnis Uighur namun dihancurkan oleh Cina pada tahun 1949. Dalam salah satu spanduk mereka bertuliskan: "Kami tidak akan memaafkan pembantaian Cina terhadap Uighur"!" dan “Stop Asimilasi Etnis!” .

Ilham Mahmut, yang mengepalai sebuah asosiasi etnis Uighur di Jepang, mengatakan bahwa banyak etnis Uighur yang masih hilang dan belum diketahui keberadaannya setelah satu tahun kerusuhan.

Meskipun upaya pemerintah komunis Cina menyensor informasi dari Xinjiang, namun berita dari daerah terpencil tersebut masih bisa mencapai dunia luar berkat adanya Internet.

"Keadilan berada di pihak kami dan kami pasti akan menang," kata para demonstran pada awal pamai mereka.

Ibukota Xinjiang kota Urumqi terbelah dua pada tanggal 5 Juli 2009 setelah terjadinya kerusuhan yang berawal dari demonstrasi yang dilakukan mayoritas muslim dari etnis minoritas Uighur menyampaikan kebencian mereka terhadap pemerintahan Cina dan melakukan bentrok dengan anggota kelompok etnis Han Cina.

Hampir 200 orang tewas dan 1.700 terluka dalam aksi kerusuhan tersebut, pemerintah komunis Cina mengatakan bahwa kekerasan di Urumqi itu merupakan kekerasan etnis terburuk di Cina dalam beberapa dekade. (fq/eastasiatimes)