Obama Akan Tingkatkan Bantuan Dana untuk Zionis Israel

Kandidat presiden AS Barack Obama makin menunjukkan keberpihakannya pada negara ilegal, Israel. Juru bicara Obama pada harian bisnis Israel , Globes mengatakan, bahwa Obama berkomitmen untuk meningkatkan bantuan pada Zionis Israel jika ia terpilih sebagai presiden AS dalam pemilu yang akan digelar bulan November mendatang.

"Obama akan menghormati kesepakatan-kesepakatan yang sudah dilakukan terkait dengan bantuan dana bagi Israel dan akan mengusahakan agar bantuan itu ditingkatkan sampai 30 milyar dollar dalam jangka waktu 10 tahun," kata jubir Obama.

Sementara pasangan Obama, kandidat wakil presiden Joe Biden dalam debatnya pekan kemarin menyatakan akan meninjau kembali rencana-rencana untuk meningkatkan bantuan luar negeri sebanyak dua kali lipat, menyusul krisis keuangan yang dialami AS saat ini.

Bantuan yang diberikan AS pada Israel kebanyakan diberikan untuk memperkuat militer rezim Zionis itu dan Israel adalah negara yang paling banyak menerima bantuan dari AS untuk kebutuhan militernya, dibandingkan negara-negara lain yang juga menerima bantuan dari negeri Paman Sam.

Sejak 1987, AS menyediakan dana bantuan sebesar 1,8 milyar dollar setiap tahunnya untuk militer Zionis Israel. Jumlah bantuan ditingkatkan menjadi 2,4 milyar dollar per tahun menyusul penandatanganan kesepakatan antara AS dan Israel pada Januari 2001, menjelang akhir masa jabatan presiden Clinton. Tahun 2007, pemerintah AS dibawah Presiden George W. Bush kembali menambah bantuan dana untuk keperluan militer Israel sebesar lebih dari 25 persen.

Teroris

Di sisi lain, persaingan kandidat presiden dan wakil presiden dari kubu Demokrat dan kubu Republik makin tajam. Masing-masing pasangan kandidat saling menjatuhkan dengan melakukan kampanye hitam terhadap pasangan lawannya. Wakil Presiden dari kubu Republik, Sarah Palin di depan para pendukungnya di Englewood, menuding Obama sebagai orang yang dekat dengan para teroris yang menjadikan AS sebagai target serangan mereka.

Palin melontarkan tudingan itu berdasarkan laporan The New York Times tentang hubungan Obama dengan William Ayers, seorang profesor asal Chicago dan mantan anggota Weathermen, kelompok radikal yang pernah melakukan serangan bom ke Pentagon dan gedung Capitol pada era tahun 1960-an.

"Obama adalah orang yang melihat Amerika seolah-olah sangat tidak sempurna sehingga ia dekat dengan para teroris yang menjadikan negeri ini sebagai target. Obama bukanlah laki-laki yang melihat Amerika seperti Anda melihat Amerika dan seperti saya melihat Amerika," kata Palin tentang Obama.

"Kita semua melihat AS sebagai kekuatan terbesar di dunia untuk selamanya," sambung Palin.

Mendengar pernyataan Palin, kubu Obama mengaku tidak terkejut. Juru bicara Obama Hari Sevugan dalam pernyataannya mengatakan, pernyataan Palin tidak lebih sebagai bahasa persaingan politik. (ln/prtv/iol)