Obama Bohong Lagi, Kali Ini Soal Iran

Pernyataan Presiden AS Barack Obama ingin melakukan dialog langsung dengan Iran terkait program nuklir Negeri Persia itu, cuma bualan. Di hapadan Kongres hari Kamis kemarin, Obama menyatakan Iran masih menjadi ancaman bagi AS, untuk itu AS akan mengenakan sanksi baru terhadap Teheran.

"Tindakan dan kebijakan pemerintah Iran bertentangan dengan kepentingan AS di kawasan dan menjadi ancaman yang luar biasa dan terus menerus bagi keamanan nasional dan perekonomian AS," kata Obama.

AS sudah mengenakan embargo total terhadap Iran pada masa pemerintahan Presiden Bill Clinton tahun 1995. Selain embargo, AS juga melarang perusahaan-perusahaan Amerika membantu mengembangkan industri minyak Iran. Jika Obama tidak memperpanjangnya, sanksi tersebut seharusnya sudah kadaluarsa.

AS dan sekutu-sekutunya masih terus memberlakukan embargo terhadap Iran karena Iran menolak menghentikan program nuklirnya. Negara-negara Barat menuding Iran membuat persenjataan nuklir lewat program nuklirnya. Sementara Iran menegaskan bahwa program nuklirnya untuk keperluan pembangkit tenaga listrik.

Pernyataan Obama bahwa AS akan mengenakan sanksi baru terhadap Iran kontradiksi dengan pernyataan Obama selama ini bahwa ia akan melakukan dialog langsung dengan Iran untuk mencairkan ketegangan hubungan kedua negara dan mencari solusi terhadap masalah nuklir Iran. Tapi Obama tidak melakukan langkah konkrit apapun untuk membuktikan ucapannya dan malah melontarkan retorika baru terhadap Iran.

Sementara itu, Menlu AS Hillary Clinton pada 6 Maret kemarin mengumumkan bahwa AS akan mengundang para pejabat Iran dalam konferensi tentang Afghanistan yang akan digelar akhir Maret nanti dan Menlu Iran menyatakan negaranya menyambut undangan itu dan siap berperan aktif dalam rekonstruksi di Afghanistan. (ln/prtv)