Oxford Islamic Forum: Produk Islami Harus Tembus Pasar Dunia

Oxford Islamic Forum menggelar pertemuan yang dihadiri para menteri dan akademisi dari negara-negara muslim. Pertemuan yang dibuka pada hari Senin (26/7) dan akan berlangsung selama dua hari itu akan membahas bagaimana memasarkan produk-produk islami ke seluruh penjuru dunia.

Tema itu diambil karena makin meningkatnya konsumerisme di kalangan muslim serta makin menguatnya sistem keuangan islami. Oleh sebab itu, forum tersebut juga mengikutsertakan para pejabat negara dan pengusaha-pengusaha non-Muslim dari berbagai sektor bisnis untuk bertukar pikiran tentang upaya meningkatkan hubungan bisnis dan perdagangan, serta bertukar informasi tentang kondisi pasar dan teknik-teknik pemasaran.

Khalid Sharif, pengusaha muslim asal Inggris yang hadir dalam forum tersebut mengungkapkan bahwa potensi belanja kaum Muslimin pada generasi sekarang ini, mengalami peningkatan. "Muslim di Inggris, sekarang makin banyak yang belanja yang sesuai dengan keyakinan agama mereka … Anda melihat reaksi pasar, sikap itu memaksa pasar untuk mengubah pendekatan pemasaran sesuai yang diinginkan konsumen," kata Sharif, pemilik perusahaan Ummah Food.

Sementara, Menteri Perencanaan Ekonomi Malaysia, Nor Mohammed Yakcop mengatakan, kaum Muslimin di seluruh dunia sekarang mampu menciptakan berbagai produk yang memungkinkan mereka menjual produk itu pada kalangan non-Muslim. "Dengan menjual produknya pada non-Muslim, kita bisa menciptakan skala perekonomian," ujarnya.

Menurut data Pew Research Center, jumlah muslim di seluruh dunia saat ini mencapai 1,57 miliar dari seluruh lapisan usia atau sekitar 23 persen dari 6,8 miliar total jumlah penduduk dunia pada tahun 2009. Jumlah itu bukan hanya siginifikan dari sisi populasi global tapi juga menjadi pasar yang potensial bagi produk-produk dan bisnis jasa islami. Asset yang didapat dari bisnis produk dan jasa islami menurut data tersebut mencapai 2 triliun dollar setiap tahunnya dan angka itu terus tumbuh dengan pesat.

Seiring dengan perkembangan negara-negara Muslim, ada kebutuhan untuk mengembangkan dan memasarkan produk-produk dalam negeri mereka ke negara-negara lain di seluruh dunia. Apalagi di tengah upaya besar-besaran yang dilakukan perusahaan-perusahaan non-Muslim untuk masuk ke dalam pasar global baik dari sektor keuangan, makanan dan minuman, kosmetik, perawatan kesehatan, logistik, pariwisata, busa dan produk lainnya. (ln/prtv)