Pakar Nuklir Pakistan Jadi Target Pembunuhan Mossad

Abdul Qadeer Khan, pakar nuklir Pakistan yang baru saja dibebaskan dari status tahanan rumah, ternyata menjadi incaran agen intelejen luar negeri Israel Mossad.

Hal itu terungkap dalam buku terbaru penulis Gordon Thomas tentang sejarah Mossad. Dalam bukunya yang berjudul "Gideon’s Spies" Thomas mengungkapkan bahwa agen-agen Mossad beberapa kali membuat rencana menculik dan membunuh Khan yang dikenal sebagai Bapak Nuklir Pakistan. Untuk itu, Mossad selalu membututi kemana Khan dan rekan-rekannya pergi, termasuk perjalanan ke luar negeri

Surat kabar Times of India dalam laporannya juga menyebutkan bahwa buku Thomas menguraikan bagaimana Mossad memindahkan nama Khan dari daftar orang yang harus "diculik" ke daftar orang yang harus "dibunuh." Menurut Thomas, pada bulan Mei 2003, Khan pernah mengumpulkan enam ilmuwan nuklir Pakistan di rumahnya di Rawalpindi. Tapi tidak dijelaskan untuk apa Khan mengumpulkan para ilmuwan nuklir itu.

Nama Abdul Qadeer Khan kembali menjadi pemberitaan setelah hari Jumat kemarin, pengadilan Pakistan mengeluarkan keputusan pembebasan Khan dari status tahanan rumah yang sudah dijalaninya selama lima tahun. Khan dikenakan tahanan rumah karena dituduh telah menjual rahasia tentang pengembangan nuklir ke sejumlah negara antara lain Iran, Korea Utara dan Libya pada tahun 2004.

India memprotes pembebasan Khan yang disebutnya akan menjadi ancaman serius bagi keamanan. Partai berkuasa di India, Partai Kongres bahkan mendesak dunia internasional agar menyatakan Pakistan sebagai negara teroris karena telah membebaskan Khan.

Selain India, AS juga menyampaikan keprihatinannya. Para pejabat Pakistan menolak desakan para interogator AS yang ingin melakukan konfrontasi secara tatap muka dengan Khan. Pakistan beralasan, AS sudah diberi akses penuh atas rahasia-rahasia yang diketahui Khan. (ln/prtv)