Partai yang berkuasa Yaman telah merekomendasikan untuk membentuk pemerintahan baru yang bertugas menyusun konstitusi baru berdasarkan sistem parlementer.
Rekomendasi itu dibuat oleh Komite Sentral Kongres Rakyat pada hari Minggu kemarin (27/3), pada saat aksi protes menentang 32 tahun pemerintahan otokratis Presiden Ali Abdullah Saleh semakin diintensifkan, Reuters melaporkan.
Aksi protes anti-rezim semakin meningkat pada hari Minggu kemarin, sehari setelah Saleh membuat pidato kontroversial yang disiarkan televisi negara yang mengatakan pemerintahannya akan tetap bertahan meskipun ada aksi demonstrasi.
Presiden juga mempersiapkan langkah untuk mundur, mengatakan pemerintahannya harus tetap dijaga, namun memperingatkan negara ini seperti "bom waktu" yang bisa bergeser ke dalam perang saudara kecuali adanya dialog.
Pidato Saleh itu melahirkan kemarahan demonstran bahkan para pengunjuk rasa melemparkan sepatu ke layar televisi publik, menuntut pengunduran diri Saleh segera.
Namun, Saleh mengatakan dalam rapat yang dihadiri oleh anggota partai yang berkuasa pada hari Minggu kemarin bahwa dirinya "berasal dari kekuatan rakyat" dan memperingatkan kelompok oposisi bahwa dia tidak akan membuat konsesi lebih jauh dari sekarang, Yaman News Agency melaporkan.
Presiden telah bersumpah untuk berhenti pada akhir tahun setelah mengadakan pemilihan presiden dan memimpin negara ke arah transisi damai, tapi dia sekali lagi menegaskan ia akan tetap di kantornya sampai akhir masa jabatannya saat ini pada tahun 2013, laporan mengatakan.
Lebih dari 80 orang telah tewas dalam tindakan keras pemerintah sejak aksi protes menentang pemerintahan tiga dekade Saleh yang dimulai pada pertengahan Februari.(fq/prtv)