Pasukan AS dan Irak Serbu Kantor Pusat Ulama Muslim Sunni di Baghdad

Harith Al-Dhari: Serangan itu dilakukan karena Asosiasi Ulama Muslim Sunni gencar menentang pendudukan ASPasukan AS dan Irak, Minggu (8/1) dinihari waktu setempat menyerbu kantor pusat Asosiasi Ulama Muslim Sunni di kota Bagdad dan menahan 6 orang. Asosiasi itu menyebutkan, pasukan gabungan tersebut menyerbu kompleks Masjid Umm Al-Qura di sebelah utara Baghdad pada pukul 3 dinihari, mendobrak pintu dan mengobrak-abrik kantor Asosiasi Ulama Muslim Sunni.

Seorang sumber di kantor Syaikh Harits ad-Dhari, yang mengepalai asosiasi itu mengungkapkan, pasukan AS dan Irak menangkap Syaikh Unis al-Ugaidi, anggota asosiasi, dua pegawai dan dua satuan keamanan.

"Kami tidak tahu apa alasannya, tapi ini jelas karena sikap asosiasi yang menentang penjajah," kata sumber itu.

Sumber itu menambahkan, pasukan AS juga melucuti senjata 20 penjaga yang bertugas di sekitar kompleks tersebut dan menyita senjata mereka.

Asosiasi Ulama Muslim Sunni merupakan wada organisasi Muslim Sunni Irak yang cukup berpengaruh, khususnya di wilayah Barat propinsi Anbar yang menjadi pusat perlawanan terhadap pendudukan AS di Irak. Para ulama di asosiasi ini gencar menyerukan penarikan mundur pasukan AS dari negeri 1001 malam itu. Mereka juga memboikot pelaksanaan pemilu legislatif di Irak pada 15 Desember lalu.

Aksi serangan pasukan AS ke kantor pusat asosiasi itu sempat ditayangkansebuah granat yang ditemukan di dalam kantor Asosiasi Ulama Muslim Sunni setelah penyerbuan Minggu (8/1) kemarin stasiun televisi berita Reuters. Dalam tayangan tersebut terlibat peluru dan bekas bahan peledak yang berserakan di dalam kantor tersebut. Sejumlah pintu yang rusak menunjukkan bahwa pasukan AS dan Irak itu masuk dengan paksa.

Di salah satu ruangan, di sebuah lemari tempat penyimpanan sepatu, terlihat sebuah coreta bergambar salib. "Pasukan penjajah itu membuat coretan-coretan bergambar salib di dinding-dinding masjid," ujar Humas Asosiasi Ulama Muslim Sunni, Mutsanna Harits Ad-Dhari dalam keterangan persnya. Ia menyebut tindakan itu sebagai ‘kejahatan kriminal’ dan mendesak agar mereka yang bertanggungjawab dijatuhi sangsi.

Mengomentari hal itu, juru bicara militer AS, Letnan Kolonel Barry Johnson mengatakan, penyerbuan itu dilakukan dalam waktu yang tepat untuk mengurangi kemungkinan jatuhnya korban sipil. Selain itu, menurut Johnson, tentaranya menghormati bahwa tempat yang mereka serbu adalah tempat ibadah. Ia menolak untuk bertanggung jawab atas adanya coretan bergambar salib itu.

Pada hari yang sama, pasukan AS dan Irak juga melakukan penyerbuan ke desa-desa di wilayah Abu Ghraib, sebelah Barat Baghdad yang merupakan tempat tinggal suku Zowba, suku asal Ad-Dhari.

Atas penyerbuan itu, Asosiasi Ulama Muslim Sunni mengeluarkan pernyataan yang mengutuk aksi tersebut dan mengklaim bahwa pasukan AS dan Irak menangkap 35 orang termasuk anak-anak, wanita dan orang-orang lanjut usia. Dalam pernyataannya, asosiasi Muslim Sunni minta pasukan pendudukan AS dan Pasukan Garda Nasional Irak membebaskan 6 wanita yang ditangkap dalam penyerbuan kemarin. (ln/aljz/iol)