Pasukan Belanda Ditarik Dari Afghanistan

Pemerintahan Perdana Menteri Belanda Jan Peter Balkende telah jatuh, tak lama setelah terjadi perdebatan, mengenai keterlibatan Belanda dalam perang di Afghanistan. Pengunduran diri Balkende itu diawalinya dengan 12 anggota kebinetnya dari Partai Buruh mengundurkan diri, dan menolak keterlibatan pasukan Belanda di Afghanistan.

Karena itu, kemungkinan pasukan Belanda akan segera ditarik dari Afghanistan. Balkende menyampaikan pengunduran dirinya kepada Ratu Beatrix setekag 12 anggota kabinetnya dari Partai Buruh mengundurkan diri, menolak permintaan Nato yang menginginkan perpanjangan keberadaan pasukan Belanda sampai tahun 2011. Barkende menegaskan Belanda satu-satunya anggota Nato yang akan mundur. “Kami tidak akan lagi bertugas di akhir 2010. Hal itu akan menimbulkan pertanyaan dari negara-negara lain dan ini benar-benar menyakitkan saya”, ucap Balkende, kepada Reuter.

Sekarang ada sekitar 2.000 pasukan Belanda yang ikut dalam pasukan Nato di Afghanistan. Kontingen pasukan Belanda ini jauh lebih kecil, dibandingkan dengan pauskan dari negara lainnya. Mundurnya Belanda dari kancah perang di Afghanistan ini, di tengah-tengah kebijakan Presiden AS Barack Obama, yang semakin agresif terhadap Taliban, dan kebijakan itu dibarengi dengan mengirimkan pasukan baru, yang mencapai lebih dari 30.000 personil.

Perdebatan di parlemen Belanda itu berlangsung sangat sengit dan berlangsung hingga 16 jam, membahas tentang keterlibatan Belanda di Afghanistan. Perdebatan itu akhirnya mentok antara Partai Kristen konservatif yang dipimpin Balkende dengan Partai Buruh yang dipimpin Wouter Bos, Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan.

Sementara itu, hasil jajak pendapat menunjukkan Partai Buruh lebih unggul dibandingkan dalam perolehan suara, dibandingkan dengan Partai Kristen Demokrat, jika pemilu digelar sekarang. Buruh akan meraih 19 kursi dari 150 kursi, sedangkan Partai Kristen Demokrat yang memegang 41 kursi akan kehilangan 26 suara.

Di medan laga di Marjah, korban sipil terus berjatuhan, iringan-iringan bus yang mengangkut warga sipil yang mengangkut wanita dan anak-anak telah diserang pasukan udara Nato, dan mengakibatkan tewasnya 24 orang sipil. Inilah adalah pemusnahan terhadap penduduk Marjah, dan pejuang Taliban terus melakukan perlawanan dengan semangat. (m/berbagai sumber)