Tunisia Membatalkan Sejumlah Perjalanan Umroh

Sejumlah negara Muslim mulai termakan dengan kekhawatiran akan merebaknya flu babi. Setelah kerajaan Arab Saudi mengeluarkan himbauan agar para wanita hamil dan lansia menunda rencana berhajinya tahun ini, giliran Tunisia menyatakan akan mempertimbangkan apakah akan memberangkatkan jamaah hajinya untuk musim haji tahun ini akibat ancaman flu babi.

Otoritas berwenang di Tunisia menyatakan akan memutuskannya bulan November mendatang. Tapi Tunisia sudah mulai membatalkan keberangkatan sejumlah jamaah yang ingin ke Mekkah untuk keperluan umrah, pada hari Sabtu kemarin.

"Pembatalan perjalanan umrah ini merupakan keputusan yang perlu dilakukan dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam," kata Menteri Agama Tunisia, Boubaker Al-Akhzaouri.

Pemerintah Tunisia lewat kementerian kesehatannya sudah membuat gugus tugas untuk menangani kasus-kasus flu babi. Al-Akzaouri mengatakan, penyebaran pandemi virus H1N1 menuntut para pejabat berwenang di Tunisia ekstra hati-hati untuk memutuskan apakah akan membatalkan atau tidak keberangkan jamaah haji tahun ini.

Saat ini, Tunisia memperketat seleksi bagi para calon jamaah haji, terutama syarat pemeriksaan kesehatan para calon jamaah haji. Tunisia juga mengingatkan para jamaah haji yang berusia lanjut dan memiliki penyakit kronis berpotensi besar lebih mudah "terinfeksi" virus flu babi.

Yang paling terkena dampak kebijakan pemerintah yang membatalkan perjalanan umroh adalah para pengusaha biro perjalanan haji dan umroh di negara itu. Situs BusinessNews mempekirakan jumlah kerugian di sektor industri biro perjalanan haji ini sudah mencapai 120 juta dollar.

Di Tunisia sendiri sampai saat ini baru tercatat tiga kasus flu babi. Dunia Islam mengkhawatirkan musim haji dimana jutaan orang dari seluruh dunia berkumpul di satu tempat akan membuat wabah flu babi makin buruk. (ln/mol)