Pemerintahan Islam Tunisia Kembali Digoyang Oposisi Kiri

pm tunisiaPresiden Tunisia Moncef Marzouki menyerukan agar tenang setelah pembunuhan anggota oposisi pemerintah,  Mohammad al-Brahimi pada hari Kamis . Dampak kejadian ini telah memicu unjuk rasa yang  meminta pemerintah untuk mundur.

Para pengunjuk rasa berkumpul di depan Kementerian Dalam Negeri di Tunis mendesak pemerintah untuk menyerahkan kekuasaan sementara polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa di kota Tunisia Sfax.

Menurut laporan awal, Brahimi, 58 tahun , ditembak 11 kali di depan rumahnya di lingkungan al-Ghazala di Tunis.

“Mohammad al-Brahimi, koordinator umum Gerakan Populer dan anggota Majelis Konstituante Nasional, ditembak mati di luar rumahnya,” lapor televisi pemerintah dan kantor berita resmi TAP.

“Dia bersimbah darah di hadapan  istri dan anak-anaknya ,” kata Mohsen Nabti, sesama anggota gerakan kiri , yang dikutip oleh radio Tunisia.

Anggota oposisi itu telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai sekretaris jenderal Gerakan Populer, yang didirikannya, pada tanggal 7 Juli, mengatakan bahwa partai itu telah disusupi oleh kelompok Islam.

Reuters melaporkan bahwa ribuan orang menuju ke Kementrian Dalam Negeri di ibukota Tunisia untuk memprotes pembunuhan tokoh oposisi. Ia menambahkan bahwa ribuan massa memprotes di Sidi Bouzid, tempat bermulanya  revolusi Tunisia, yang memicu Musim Semi Arab.

“Ribuan orang  turun ke jalan, orang-orang telah memblokir jalan ,” dikutip Reuters.

Politisi lain sekuler, Chokri Belaid, tewas sekitar enam bulan lalu. Pembunuhannya menyebabkan protes di seluruh Tunisia.
Sementara itu, media pemerintah melaporkan hari Jumat akan menjadi hari berkabung nasional.

Organisasi buruh terbesar di negara itu mengumumkan pemogokan umum pada hari Jumat.

Tunisia dipimpin oleh Partai Islam  Ennahda yang merupakan perpanjangan dari Ikhwanul Muslimin Tunisia .

Ennahda mengeluarkan pernyataan pada hari Kamis mengutuk yang melakukan pembunuhan tersebut sebagai tindakan  pengecut dan kejahatan yang hina  dan menyerukan pemerintah untuk “segera menangkap mereka  dan mengungkapkan siapa orang-orang di belakang mereka yang telah menganggu  stabilitas negara.” (Arby/Dz)