“Jangan lupa Aleppo! Jangan lupa Suriah! Jangan lupa Aleppo! Jangan lupa Suriah,” teriaknya.
Dalam video itu tampak pelaku penyerangan berpakaian setelan jas hitam dan dasi berdiri di belakang Karlov. Dia memberondongkan pelurunya sambil berteriak-teriak.
“Hanya kematian akan menghapus saya dari sini. Setiap orang yang telah mengambil bagian dalam penindasan ini satu-persatu akan membayar untuk itu,” katanya.
Penembakan itu terjadi sehari sebelum diplomat dari Turki, Iran dan Rusia dijadwalkan bertemu di Moskow. Rencananya diplomat ketiga negara itu akan membahas situasi di kota Suriah yang terkepung dari Aleppo.
Hubungan Rusia dan Turki telah cukup lama penuh konflik karena kedua negara itu mendukung sisi yang berlawanan. Pasukan Syiah Suriah yang didukung Rusia telah melakukan serangan besar untuk menguasai bagian timur Aleppo dan memicu aliran pengungsi.
Turki telah beberapa kali dipukul oleh serangan bom yang diklaim dilakukan oleh militan Kurdi dan bisa memukul mundur pasukan Kurdi itu pada Juli lalu. Di mana pasukan itu mengkomando tank, pesawat tempur dan helikopter dalam upaya menggulingkan parlemen.
Wali Kota Ankara Melih Gokcek mengatakan pelaku penembakan itu adalah seorang polisi. Akibat peristiwa itu diketahui ada tiga orang mengalami luka. Sementara penyerang langsung dilumpuhkan oleh pihak keamanan. (dz/dtk)